Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Teman Sewaan, Ketika Kebutuhan Difasilitasi oleh Kepraktisan

5 Mei 2023   20:25 Diperbarui: 10 Mei 2023   20:27 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kopi darat. (Sumber: freepik.com)

"Malah kadang-kadang cowok gue yang nganterin buat ketemu sama orang yang mau gue temenin kondangan. Terus abis itu, dia jemput kalau gue udah selesai ketemu klien," ujarnya sambil tersenyum.

Saya pun bertanya apakah pernah ada klien lelaki yang mem-booking minta ditemani lalu tiba-tiba ada perasaan suka dari si lelaki itu saat berjumpa dengan Renata. Dia pun menjawab hal itu pernah terjadi.

Perempuan berambut sebahu ini berkisah, pernah suatu saat dia kopi darat dengan lelaki yang mem-booking melalui aplikasi. Namun saat baru bertemu, dia membaca gelagatnya si lekaki ini sudah langsung ingin menjadikannya kekasih. Dan ketika ia menegaskan sudah punya kekasih, si lelaki ini langsung ngeloyor pergi.

"Biasanya yang seperti itu menganggap layanan teman sewaan ini sama seperti aplikasi pencarian jodoh seperti Tinder atau Bumble, padahal aplikasi teman sewaan jelas berbeda," ujar Renata.

Ya, bisnis teman atau bahkan kekasih berbayar, saat ini masih banyak dibicarakan. Karena bisa dibilang bisnis yang menghasilkan cuan dari 'pertemanan dadakan' ini menjadi sebuah tren baru di kalangan masyarakat. Bisnis ini pun memanfaatkan kian masifnya ekosistem digital yang menawarkan kepraktisan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.

Sebelum akhirnya hadir di Indonesia, layanan teman sewaan telah muncul di sejumlah negara maju, seperti di Jepang. 

Selain untuk menemani dalam acara formal atau pun non-formal, penyewaan teman melalui aplikasi yang marak di Jepang, juga berlaku buat pergi liburan. Sehingga pada saat mengabadikan foto, seseorang tidak lagi sendiri, tapi bersama 'teman-teman'. Foto ini kemudian dapat dibagi ke media sosial.

Di Negeri Sakura, ini lazim disebut rental kareshi. Laki-laki atau perempuan dibayar oleh pihak penyewa untuk menemaninya berkencan, jalan-jalan, atau menghabiskan waktu dengan aktivitas bersama.

Konsepnya kurang lebih sama dengan praktik sewa-menyewa pada umumnya. Yakni salah satu pihak membayar kepada pihak lain untuk bisa menggunakan objek penyewaan dalam jangka waktu tertentu.

Demikian halnya dengan Renata. Ia mengaku dibebaskan untuk memasang tarif tertentu oleh pengelola aplikasi bagi yang ingin menggunakan jasanya untuk ditemani. Ia pun membedakan tarif untuk ditemani makan, berbelanja, jalan-jalan, atau bahkan berolahraga bersama.

Adapun jasa teman sewaan ini jelas berbeda dengan jasa pacar sewaan. Jika dalam kopi darat yang dilakukan bersama pacar sewaan sang klien boleh saling melakukan tindakan yang mengarah pada keintiman dengan talent dalam batas-batas tertentu termasuk dalam bentuk kontak fisik seperti memegang tangan atau merangkul, di aplikasi teman sewaan hal itu tidak dibolehkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun