PSSI Erick Thohir, akhirnya merogoh kocek pribadinya senilai Rp2 miliar, untuk diberikan kepada PSM Makassar, selaku juara kompetisi BRI Liga 1.
Ketua UmumDalam pernyataannya seperti dikutip sejumlah media, Erick menyatakan pemberian bonus tersebut, merupakan inisiatif yang datang dari dirinya pribadi.
Hal itu sebagai sikapnya atas kegaduhan yang terjadi, usai PSM Makassar hanya mendapatkan trofi tanda juara Liga 1 2002/2023, tanpa menerima hadiah uang tunai, seperti juara terdahulu.
Ternyata, PSM bukanlah tim pertama yang menjadi juara liga kasta tertinggi tanpa uang tunai.
"Ada ketidakkonsistenan yang dilakukan operator LIB soal bonus juara. Tahun 2015 tidak ada bonus, lalu berikutnya selama dua tahun 2016 dan 2017 disediakan bonus. Namun sejak 2018 hingga kini tidak ada lagi. Ini menandakan apa? Tidak konsisten!"
Demikianlah pernyataan Erick seraya menambahkan dirinya akan meminta keterangan dari PT Liga Indonesia Baru (LIB) atas ketidakkonsistenan pemberian bonus tersebut, dan akan meminta LIB untuk mengaudit keuangannya.
Peristiwa ini pun menjadi kado pahit bagi PSSI, yang pada 19 April 2023 kemarin berulang tahun ke 93. Yang lebih memprihatinkan, kasus ini membuka tabir mengenai ketidakjelasan pemberian bonus pada tim juara kompetisi Liga 1.
Masih berdasarkan pernyataan Erick saat konferensi pers pemberian bonus pribadi untuk PSM:
"Saya dengar, katanya uang untuk hadiah atau bonus sudah diserahkan LIB kepada PSSI, namun mana? Saya tidak tahu. Begitu juga di PSSI, bagaimana pertanggungjawabannya? (Kasus) ini juga membuka celah bahwa ada tercampur antara uang dari LIB, uang FIFA Forward, dan lain-lainnya.
Terus terang, saya yang baru masuk PSSI tanggal 16 Februari lalu, kaget mengetahui hal ini. Banyak ketidakkonsistenan dan tidak terbuka di keuangan LIB dan PSSI,"
Karena itulah, Erick akan meminta keuangan PSSI dan LIB untuk diaudit.