Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Imbauan FIFA Terabaikan, Indonesia Telan Kekecewaan

30 Maret 2023   06:35 Diperbarui: 30 Maret 2023   06:34 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat meninjau kerusakan rumput Stadion Utama GBK usai konser Blackpink 11-12 Maret 2023. (Sumber: Kompas.id)

Segala hiruk-pikuk yang menyertai persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pun akhirnya mencapai ujungnya. Kemarin, asosiasi sepak bola dunia (FIFA) dalam rilis resminya menyatakan Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia.

FIFA dalam laman resminya melansir, "Menyusul pertemuan hari ini antara Presiden FIFA Gianni Infantino dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir, FIFA telah memutuskan berdasarkan keadaan saat ini, untuk mencabut Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023"

Tak hanya menyatakan pencabutan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, FIFA juga menyatakan "Potensi sanksi terhadap PSSI juga bisa diputuskan pada tahap berikutnya"

Saat membaca rilis resmi FIFA tersebut, pikiran spontan saya mengatakan "Dulu seusai Tragedi Kanjuruhan pecah, Indonesia lolos dari hukuman FIFA, tapi nampaknya kali ini tak akan lolos, karena ini menyangkut turnamen antar negara,"

Bagi saya sebagai penggemar sepak bola nasional, keputusan ini jelas mengecewakan. Namun saya pun bingung kepada siapa saya harus menyalahkan, atau siapa yang bertanggung jawab atas kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.

Mau menyalahkan kepala daerah dan pihak-pihak yang menolak kehadiran timnas Israel di Indonesia? Tapi sepertinya mereka pun memiliki argumen kuat untuk penolakan tersebut, meski di mata FIFA, argumen tersebut lemah dan tidak ada sangkut pautnya dengan persepakbolaan.

Terlepas dari FIFA sendiri punya standar ganda dengan melarang timnas Rusia tampil di seluruh turnamen sepak bola, termasuk di Piala Dunia 2022 lalu, nyatanya FIFA sebagai penyelenggara Piala Dunia U-20 juga punya kuasa dan wewenang untuk menjatuhkan sanksi terhadap negara yang berbeda pandangan dengannya.

Mau bagaimana lagi, lha wong induk organisasi sepak bola dunia sampai saat ini ya masih FIFA, dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dan rilis dari FIFA tentang batalnya penyelenggaraan Piala Dunia U-20 di Indonesia juga tidak secara gamblang menyebut akibat penolakan terhadap kehadiran timnas Israel. Rilis tersebut hanya menyatakan pembatalan tersebut "due to the current circumstances" atau terjemahan bebasnya akibat kondisi yang terjadi saat ini.

Artinya, penggunaan kata-kata "due to the current circumstances" bisa ditafsirkan apapun.

Nah, kalau saya ditanya situasi terkini apa selain penolakan kehadiran timnas Israel yang membuat Piala Dunia U-20 2023 batal digelar di Indonesia? Maka saya akan menjawab rumput Stadion Utama  Gelora Bung Karno yang rusak usai digunakan konser, sebut saja konser Blackpink pada 11-12 Maret 2023 lalu.

Rusaknya rumput di Stadion Utama GBK itu pun menjadikan lapangan stadion bersejarah itu tak bisa digunakan, dan timnas Indonesia terpaksa harus menjamu timnas Burundi dalam laga persahabatan di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi.

Jangan anggap FIFA tidak memantau soal kerusakan rumput stadion ini. Ramainya pemberitaan mengenai kerusakan tersebut tentu menjadikannya sampai ke telinga FIFA. Dan ini bukan persoalan sepele, karena kerusakan ini terjadi hanya 2 bulan sebelum perhelatan Piala Dunia U-20 digelar.

Ingat, sebelum diselenggarakan konser pada tahun ini, FIFA sebelumnya sudah memperingatkan agar Stadion Utama GBK tidak boleh digunakan sebagai venue konser musik.

"Mengadakan dua konser dengan beberapa hari aktivitas penyiapan dan pembongkaran di lapangan permainan, tentu membuat lapangan menjadi 'stres'. Itu akan menghalangi kami untuk menerapkan program pengelolaan lapangan sesuai rencana."

demikian pernyataan FIFA seperti dikutip oleh PSSI. Meski FIFA tak menyebut dua artis yang dilarang menggelar konser di GBK, namun kita tentu bisa menafsirkan dua artis yang dimaksud yakni Raisa dan Blackpink.

Pada awal November lalu, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali sempat menegaskan, konser Blackpink pada 11-12 Maret 2023 tidak bisa dihelat di Stadion Utama GBK, karena berdekatan dengan penyelenggaraan Piala Dunia U-20 pada 20 Mei-11 Juni 2023 yang juga menggunakan Stadion Utama GBK sebagai salah satu venue-nya.

Namun, pada pertengahan Desember lalu, Public Relations Pusat Pengelola Kawasan GBK Trinugroho Wicaksono seperti dikutip Kompas.com mengatakan Raisa dan Blackpink masih diperbolehkan menggelar konser di Stadion Utama GBK.

Ya, inkonsistensi dan pengabaian imbauan FIFA dalam penggunaan Stadion Utama Gelora Bung Karno itu pun pada akhirnya menjadi bagian episode yang harus dibayar mahal, dengan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada tahun ini.

Menutup tulisan ini, saya ingin mengutip salah satu lagu dari Raisa, yang menggelar konser di Stadion Utama GBK pada 25 Februari lalu,

Mau dikatakan apa lagi, kita tak akan pernah maju.....

Mohon maaf ya, mas Yovie Widianto, lagunya saya plesetkan untuk menggambarkan kekecewaan saya Indonesia batal jadi tuan rumah Piala Dunia U-20.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun