Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Akibat Skor 2-3, Liga 2 dan Liga 3 Berhenti Total

14 Januari 2023   15:59 Diperbarui: 15 Januari 2023   07:38 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022. (Sumber foto: Kompas.com)

Sepak bola Indonesia bukannya semakin baik, namun semakin suram pasca Tragedi Kanjuruhan. 

"Memang dengan ada masalah kemarin (Tragedi Kanjuruhan) jadi liga tidak bisa bergulir dengan baik, tetapi sebagai pemain harus bermain agar mereka bisa meningkatkan performa masing-masing. Jadi sama konsepnya, liga berkembang agar timnas berkembang."

Itu adalah ucapan pelatih Tim Nasional (Timnas ) Indonesia Shin Tae-yong seperti dikutip laman dan YouTube PSSI pada awal Desember 2022 lalu. Konteks pernyataan pelatih  berkebangsaan Korea tersebut adalah kondisi fisik pemain Timnas Indonesia kala itu, yang tidak dalam kondisi terbaik karena lama tidak bertanding, akibat kompetisi dihentikan usai Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.

Sebagai seorang praktisi sepak bola baik sebagai pemain maupun pelatih, pernyataan  Tae-Yong tersebut tentu sangatlah benar. Dalam konteks kompetisi liga yang dijalankan dengan baik dan ideal di sebuah negara, tentu akan bermuara pada skuad tim nasional yang terbaik untuk negara itu. Ini berlaku universal.

Namun sepertinya konsep soal liga yang baik untuk timnas yang baik seperti dikatakan Shin Tae-Yong tersebut, nampaknya tak terlalu dimaknai oleh para pejabat federasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Induk organisasi cabang olah raga sepak bola Indonesia ini dalam rapat Komite Ekskekutif (Exco) pada Kamis 12 Januari 2023 lalu memutuskan untuk menghentikan lanjutan kompetisi Liga 1, yang ikut hiatus pasca Tragedi Kanjuruhan.

Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi, seperti dikutip sejumlah warta menyatakan rapat Exco tersebut pun dihadiri oleh Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan. Yunus mengatakan ada 3 alasan mengapa Liga 2 musim 2022/2023 dihentikan total.

Pertama: Adanya permintaan mayoritas klub peserta Liga 2 untuk liga dihentikan. Namun Yunus tak secara jelas menyebut berapa jumlah klub yang meminta hal tersebut. Akan tetapi sejumlah warta menyebut kabar beredar dari media sosial ada 20 dari 28 klub peserta Liga 2 2022/2023 yang meminta kompetisi kasta kedua dihentikan.

Kedua: Menyesuaikan dengan rekomendasi tim Transformasi Sepak Bola Indonesia pasca Tragedi Kanjuruhan yang menyatakan sarana dan prasarana klub Liga 2 belum memenuhi syarat yang ditetapkan.

Ketiga: Sesuai dengan Peraturan Polri (Perpol) Nomor 10 tahun 2022. Dalam Perpol itu disebutkan periode perizinan kompetisi maksimal 14 hari sebelum waktu pertandingan.

Alasan lainnya dihentikannya kompetisi Liga 2, adalah karena durasi yang kian mepet dengan Piala Dunia U-20. Yunus Nusi menyebut lanjutan Liga 2 sulit untuk diselesaikan sebelum bergulirnya Piala Dunia U-20 yang akan digelar mulai 20 Mei 2023 mendatang.

Sementara untuk Liga 3, yang menjadi berhenti adalah kompetisi putaran Nasional. Adapun sebagian besar kompetisi kasta regional sudah menyelesaikan kompetisi, namun dengan berhentinya putaran nasional, maka terhenti pulalah langkah klub yang sudah lolos.

Pengehentian Liga 2 juga membawa dampak ditiadakannya degradasi pada kompetisi Liga 1. PSSI menyebut peniadaan degradasi di Liga 1 2022/2023 merupakan bentuk penyesuaian atas keputusan pada Liga 2.

Dengan demikian klub-klub Liga 1 tak perlu khawatir jika di kompetisi kali ini finis di zona bawah. Karena tidak akan turun ke kasta kedua pada musim kompetisi mendatang.

Kritikan dan hujatan pun sontak dialamatkan pada PSSI atas keputusan ini. Pemain, pelatih, pengurus klub, hingga pemerhati kompetisi sepak bola nasional---termasuk saya---menyatakan kecewa atas keputusan organisasi pimpinan Mochammad Iriawan ini.

Soal penghentian Liga 2 coba kita lihat alasan PSSI.

Alasan pertama, sebagian besar klub Liga 2 minta kompetisi tak dilanjutkan. Pernyataan ini jelas sepihak, karena PSSI tak bisa memberi bukti atas ketidaksetujuan klub tersebut.

Yang lucu, saya membaca sebuah warta di kanal Republika.co.id ada pernyataan CEO PSCS Cilacap Fanny Irawatie soal sebuah surat pernyataan yang beredar di media sosial yang menyatakan sejumlah petinggi klub Liga 2 menyatakan setuju Liga 2 2022/2023 dihentikan dan terdapat tanda tangan dirinya. Namun Fanny membantah tanda tangan yang ada dalam surat itu adalah tanda tangan dirinya, pun demikian tulisan yang ada dalam surat yang beredar itu bukanlah tulisannya.

Karena Fanny sendiri juga tidak setuju dan kecewa atas penghentian Liga 2.

Entahlah. Lagi-lagi kompetisi sepak bola Indonesia masih belum bisa lepas dari kekacauan dan ketidakjelasan.

Saking tidak jelasnya kompetisi, Selebritas yang juga Pemilik Klub FC Bekasi City Muhammad Attamimi Halilintar dalam media sosialnya mengaku kapok dengan persepakbolaan Indonesia.

"Sekian dan terima kasih sepak bola. Wabillahi taufiq wal hidayah wassalamualaikum wr wb," tulisnya disertai tanda pagar #kapok. Demikian unggahan Atta Halilintar di akun Instagram pribadinya.

Kemudian terkait alasan kedua, rata-rata stadion peserta Liga 2 belum memenuhi syarat infrastruktur persepakbolaan yang disyaratkan. Bukanlah ini bisa diakali dengan penyelenggaraan dengan sistem semi turnamen atau gelembung, seperti di sisa putaran pertama Liga 1? Namun federasi nampaknya tak mau ambil pusing soal pilihan sistem ini, hingga akhirnya dibuatlah keputusan penghentian itu.  

Sikap tak mau ambil pusing PSSI juga tercermin di alasan ketiga tidak dilanjutkannya kompetisi Liga 2. Ketika peraturan itu terbit, bukankah masih ada waktu untuk pengurusan izin kepada Polri dan instansi lain terkait penyelenggaraan pertandingan? Nampaknya pepatah Lebih Cepat Lebih Baik tak berlaku bagi petinggi PSSI saat ini.

Ya, memang tak pentinglah pepatah itu.

Contoh lainnya, dalam pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI. Semula publik sepak bola Indonesia seolah mendapat 'angin surga ' dari PSSI soal percepatan pelaksanaan KLB. Namun nyatanya, dengan sejumlah trik atas aturan yang dimiliki, KLB tersebut baru akan dimulai pada saat ini.

Artinya, dengan atau tanpa KLB, Mochammad Iriawan beserta jajaran pengurus PSSI akan mengakhiri jabatan di tahun ini, alias tahun terakhir masa jabatan mereka. Bukan dipercepat seperti salah satu rekomendasi Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan.

Dengan ini, saya harus kembali katakan bahwa membenahi kompetisi sepak bola Indonesia layaknya mengurai benang kusut. Parahnya, induk organisasi sepak bola Indonesia juga menjadi bagian dari 'benang kusut' itu.

Saya juga harus kembali menyebut bahwa Transformasi Sepak Bola Indonesia yang digemakan pasca Tragedi Kanjuruhan nyatanya  hanya 'hangat-hangat bubur ayam'. Sebagai contoh, salah satu poin penting dalam transformasi ini adalah pemerintah dan FIFA sepakat untuk bersama-sama mengkaji ulang para pemangku kepentingan persepakbolaan Indonesia.

Namun sayangnya, tak jelas apa yang disebut dengan pengkajian ulang tersebut. Sehingga tindak lanjut atas Transformasi Sepak Bola Indonesia itu pun menjadi tidak jelas proses dan progresnya.

Yang terjadi malah PSSI mengambil jalan pintas dengan menghentikan kompetisi Liga 2 dan Liga 3. Padahal sebenarnya Liga 2 tidak bisa dianggap remeh kontribusinya terhadap Timnas Indonesia.

Tercatat ada 3 pemain yang berkompetisi di Liga 2 yang juga merupakan anggota Timnas Indonesia U-20, yakni Muhammad Akrom (Persikab Bandung), Ahmad Rusadi (Persela Lamongan), serta Barnabas Sobor (PSPS Riau).

Dengan kompetisi yang berhenti, tentu seperti yang dikhawatirkan oleh Shin Tae-Yong kesiapan bertanding ketiga pemain tersebut berpotensi menjadi kurang terjaga, akibat tak lagi bertanding.

Nah, kalau begini tentu tak adil jika kita menimpakan kesalahan dan kegagalan Timnas Indonesia pada Shin Tae-Yong semata. Karena nyatanya kita tak mampu memenuhi permintaan Tae-Yong soal kompetisi yang berkualitas untuk menghasilkan skuad timnas yang berkualitas pula.

2-3 skor Arema Persebaya
Mungkinkah kita semua belum bisa berkaca?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun