"Mau sebanyak apapun jumlah penonton KKN di Desa Penari, tetap nggak akan ngalahin jumlah penonton film G 30S PKI,"
Itulah celetukan kawan saya ketika membaca sebuah artikel di laman Kompas.com, yang menyebut film KKN di Desa Penari Sukses 'mengundang' 9.233.847 penonton untuk hadir menyaksikan di bioskop.
Saya pun mengiyakan pernyataan abusrd tersebut sambil tertawa dan bergumam dalam hati "Nggak gitu konsepnya..."
Saya-mungkin-masuk dalam generasi terakhir yang masih diwajibkan menonton film yang berjudul lengkap Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI ini, oleh pihak sekolah atas komando pemerintah pusat. Dan karena teman saya itu satu generasi dengan saya, tentunya jokes itu bisa dengan cepat saya cerna.
Meski kini zaman telah berubah, dan kewajiban nobar film Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI itu telah ditiadakan, namun nyatanya sejumlah stasiun televisi terestrial pun masih saat ini masih menayangkan. Artinya memang isu seputar peristiwa 30 September 1965, memang menarik untuk kembali dibahas dalam dialog-dialog di televisi.
Terlepas dari motif politis rezim dalam pembuatan dan penayangannya di masa lampau, perspektif subjektif dan pengetahuan pendek saya tentang dunia sinema mengatakan, film ini adalah film dokudrama terbaik yang pernah diproduksi oleh anak bangsa.
Ide, penggarapan, lokasi syuting, serta jalan cerita yang dihadirkan memang benar-benar disiapkan dengan baik oleh orang-orang yang terlibat di dalam film tersebut. Demi sebuah film yang digarap untuk memberikan gambaran salah satu peristiwa terkelam dalam perjalanan bangsa ini.
Dan dari pemilihan diksi judul saja sudah bisa dikatakan bahwa film ini ingin menggambarkan penumpasan kelompok pemberontak berbahaya yang pernah ada dan paling mengancam kesatuan bangsa setelah Indonesia merdeka di tahun 1945. Meski pada kenyataannya bukan hanya PKI saja yang menjadi pengancam persatuan bangsa pasca kemerdekaan.
Lalu durasi film yang mencapai 271 menit, rasanya sudah lebih dari cukup untuk memvisualisasikan pelajaran sejarah dalam bentuk gambar bergerak. Termasuk juga melukiskan bagaimana kejinya paham komunis serta Partai Komunis Indonesia yang tidak hanya menghilangkan nyawa para pahlawan revolusi tetapi juga berpotensi besar mengubah dasar negara.
Alur cerita dalam film G 30 S PKI Â juga menambah penilaian saya tentang film dokudrama terbaik Indonesia ini. Gambaran kekejaman penganut aliran komunis di Indonesia tergambar seolah tanpa henti sejak film dimulai.