Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Film

49 Tahun, Menanti Film Biopik Warkop DKI

24 September 2022   23:04 Diperbarui: 24 September 2022   23:10 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grup Warkop DKI berusia 49 tahun pada 23 September 2022 (Sumber foto: Fanpage Warkop DKI Fans Club Indonesia)

Sebenarnya sudah lama, saya ingin menulis yang membahas soal grup komedi favorit saya, Warkop DKI. Cuma ya itu, penyakit terbesar dalam menulis (baca: malas) selalu hadir. Tapi akhirnya saya bertemu momentum yang menurut saya tepat. Yakni di ulang tahun ke 49 grup ini, tepatnya pada tanggal 23 September 2022 kemarin.

Meski kini hanya menyisakan satu personil, yakni Drs Indrodjojo Kusumonegoro alias Indro, namun dalam beberapa wawancara, personil termuda sejak era Warkop Prambors ini selalu menegaskan bahwa sampai sekarang Warkop DKI tidak pernah bubar.

Inilah yang pernah ia penah janjikan kepada dua personil yang telah mendahului kita---Kasino (wfat tahun 1997) dan Dono (wafat tahun 2001)---bahwa ia akan tetap akan teguh memegang nama besar Warkop DKI, meski hanya tinggal sendirian.

Berbicara tentang sebuah grup yang telah berusia 49 tahun ini, tentunya tak lepas dari membicarakan film-film yang pernah mereka bintangi, sejak film pertama Mana Tahaaan (1979) hingga film terakhir Pencet Sana Pencet Sini (1994). Saya tentu boleh mengatakan bahwa Warkop Prambors/DKI adalah grup lawak dengan film terbanyak 34 film, yang semuanya booming pada masanya.

Ya, grup yang berawal dari siaran radio 3 mahasiswa Universitas Indonesia---Wahjoe Sardono, Kasino Hadiwibowo, serta Rudy Badil---di radio Prambors di tanggal 23 September 1973 ini, pada era 80an hingga pertengahan 90an menjadi ikon grup lawak yang berjaya di layar lebar.

Tak hanya di layar lebar, kesuksesan Warkop DKI di dunia hiburan juga tersaji, baik di panggung program hiburan televisi, maupun panggung off air. Bahkan sempat ada kelakar "Libur Lebaran belum lengkap kalau belum nonton Warkop". Mungkin karena saking seringnya film Warkop DKI diputar pada masa libur Idul Fitri.

Dan jika membahas soal film-film yang diperankan oleh trio Dono-Kasino-Indro (serta sebelumnya ada Nanu Mulyono yang hanya bermain di Mana Tahaan), saya mencoba membagi film-film Warkop DKI dalam dua era.

Pertama, era 80an. Dan kedua, era 90an

Warkop DKI di tahun 1986 (Sumber foto: Kompas/Rudi Badil)
Warkop DKI di tahun 1986 (Sumber foto: Kompas/Rudi Badil)
Di film Warkop era 80an, biasanya terdapat satu skesta atau premis cerita utuh, dengan konklusi akan disampaikan pada akhir cerita. Misalnya dalam film Mana Tahaan. Premis yang ingin disampaikan adalah kisah empat orang mahasiswa---dua dari desa dengan segala keluguannya---yang berupaya untuk lulus kuliah, namun sambil flirting dengan ART di rumah indekos mereka.

Atau film Gengsi Dooong, yang menceritakan tiga mahasiswa  yang berupaya mendapatkan cinta dari kembang kampus, yang diakhiri dengan 'plot twist' sang kembang kampus tidak memilih ketiganya namun lebih memilih pemuda yang dijodohkan oleh orang tuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun