Pertandingan kemarin 18 September 2022 mungkin akan selalu diingat oleh sosok bernama Raffaele Paladino. Betapa tidak, saat memulai debutnya sebagai pelatih kepala AC Monza, ia langsung berhadapan dengan klub yang pernah diperkuatnya beberapa tahun silam, Juventus.
Di atas kertas, pertandingan ini sesungguhnya tak akan menjadi berat bagi Si Nyonya Tua. Karena sebelum kedua tim bertanding, Monza adalah penghuni dasar klasemen alias juru kunci sementara Liga Italia Serie A 2022-2023.
Namun Juventus yang kali ini tidak didampingi sang allenatore Massimo Allegri, justru seperti biasanya tampak kesulitan membongkar pertahanan lawan. Dan hingga akhir laga, dari 10 percobaan tembakan ke arah gawang Monza, hanya 2 yang tepat sasaran. Dan jumlah 10 tembakan itu bahkan kalah dari tuan tumah yang menceploskan 17 kali tembakan ke gawang dan 4 tepat ke arah gawang.
Dan satu dari 4 tembakan yang tepat itu pun berbuah gol ke gawang yang dikawal Mattia Perin. Gol itu dicipta oleh Christian Gytkjaer di menit ke-74, memanfaatkan kelengahan pemain belakang Juventus.
Dalam pertandingan ini, lagi-lagi pemain Juventus terkena kartu merah. Adalah Angel Di Maria yang mendapat kartu merah langsung, usai terlibat kontak fisik dengan pemain Monza saat perebutan bola di menit ke-40.
Permainan monoton kembali ditunjukkan Dusan Vlahovic dan kawan kawan sejak menit pertama. Bahkan data statistik menunjukkan, penguasaan bola sebanyak 61% dikuasai tuan rumah berbanding penguasaan 39% oleh Juventus.
Dengan demikian, sulit untuk tidak mengatakan bahwa Monza bermain lebih baik daripada Juventus sejak babak pertama. Anak asuh Raffaele Palladino memainkan sepakbola cair dengan piawai dan mampu menciptakan peluang-peluang yang mengancam.
Adapun Juventus justru terlihat bukan seperti tim papan atas, melainkan seperti tim semenjana. Entah karena faktor ketiadaan Massimiliano Allegri di pinggir lapangan, namun mestinya hal itu tak menjadi masalah bagi tim sekelas Juventus.
Hal pertandingan kemarin, juga menjadi laga kelima beruntun lintas ajang di mana pasukan Massimiliano Allegri tak mampu memetik kemenangan. Posisi sang Allenatore pun kian terancam dengan Juve hanya mampu duduk di peringkat delapan dengan koleksi 10 poin.
Sebentar. Posisi Allegri terancam? Benarkah?
Memang belum ada pernyataan resmi dari manajemen klub maupun Allegri sendiri soal posisinya. Namun yang jelas para fans Juventus kembali diuji kesabarannya dalam mendukung tim kesayangannya itu, dengan Allegri masih bertahan di posisi pelatih kepala.
Sekedar informasi, manajemen Si Nyonya Tua sedang dalam posisi 'Maju Kena Mundur Kena' soal pemberhentian pelatih kelahiran Livorno, 11 Agustus 1967 itu.
Hal ini diwakilkan pernyataan pendek CEO Juventus, Maurizio Arrivabene, pada 14 September 2022 lalu. Saat itu Arrivabene didatangi suporter yang meneriakkan "Allegri out". Sang CEO hanya menjawab dengan singkat "Terus, kamu yang mau bayar gaji pelatih berikutnya?" sambil berlalu tersenyum seperti dilansir Calciomercato..
Meski hanya kelakar, nampaknya kata-kata itu menjadi gambaran posisi sulit Juventus saat ini. Jika saat ini Juventus melakukan "PTDH" kepada Allegri, maka kompensasinya mencapai 52 juta Euro.
Nah, Allegri sudah kadung dikontrak hingga 2025, dan mengantongi pendapatan kotor sekitar 13 juta Euro per musim. Jadi, silakan dikalkulasi saja berapa biaya yang harus ditanggung oleh manajemen Juventus jika memberhentikan Allegri sekarang.
Apalagi, Bianconeri dilaporkan mengalami kerugian 132 juta euro hanya dalam 6 bulan pertama 2022, dan 250 juta euro sepanjang 2021-2022.
Kalau kata Yusuf Mansyur: Duitnya dari mana.....??
Dan seperti dicandakan Arrivabene tadi, tentu juga harus dipikirkan pula, gaji untuk pengganti Allegri kelak.
Jika menyebut nama Thomas Tuchel atau Zinedine Zidane, tentu biaya tak sedikit harus dikeluarkan.
Tuchel atau Zinedine Zidane tentu memiliki standar pembayaran tinggi di Eropa.
Totalsportek melansir Tuchel mengantongi gaji pokok sekira 11,5 juta euro per musim di Chelsea, lebih tinggi dari upah bersih Allegri (7,5 juta).
Sementara itu, gaji terakhir Zidane di Real Madrid lebih mahal dari Tuchel, yakni 12 juta euro sebagai pendapatan neto.
Jadi...
Untuk saat ini, mungkin para Juventini hanya bisa berdoa agar Massimiliano Allegri legawa untuk meletakkan jabatannya sekaligus mengikhlaskan gajinya 4 tahun ke depan untuk membantu keuangan klub.
Hmmmm....mungkin benar juga pemeo yang mengatakan "Uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H