Mohon tunggu...
Agus Zain Abdullah ElGhony
Agus Zain Abdullah ElGhony Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Ramadan Saat Tepat Menyatu dengan Qur'an

30 April 2021   20:35 Diperbarui: 30 April 2021   20:52 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saudaraku,  ingatlah sebuah sabda nabi yang sangat terkenal " Sebaik-baik dari kalian adalah yang mempelajari AL-Qur'an dan mengajarkannya."(HR Bukhori). Rasanya hadits cukup bagi kita untuk bersungguh-sungguh mendekatkan diri kita kepada Al-Qur'an. Menanamkan suatu semangat bahwa menjadi yang terbaik bagi umat ini adalah saat kita dengan ketulusan mempelajari AL-Qur'an kemudian mengajarkannya.  

Kalau kita membaca kisah kehidupan ulama salaf yang mulia, kita akan melihat bahwa mereka adalah pribadi yang senantiasa dipimpin oleh Al-Qur'an. Jika seorang ulama berkunjung ke ulama yang lain maka akan menceritakan kebiasaan di kalangan ulama saat di rumah tidak pernah lepas dari kitab sucinya.

Ada sebuah hadits yang menggambarkan kuatnya semangat seorang sahabat dalam mengkhatamkan membaca Al-Qur'an, sehingga memintanya untuk tidak terlalu cepat mengkhatamkannya, karena semangatnya yang besar dalam  membaca Al-Qur'an sehingga berkata kepada nabi jika dirinya sanggup mengkhatamkan AL-Qur'an kurang dari 3 hari. Kemudian Nabi  bersabda " Orang yang menamatkan Al-Qur'an kurang dalam waktu kurang dari tiga, tidak akan dapat memahami bacaanya dengan baik." (HR Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dalam hadits yang lain Nabi SAW bersabda kepada Abdullah bin Amr  yang begitu bersemangat membaca Al-Qur'an " Tamatkanlah saja seminggu sekali, jangan kurang dari itu. Sesungguhnya istrimu mempunyai hak atasmu. Tamu kamu mempunyai hak atasmu. Tubuhmu mempunyai hak atasmu. "(HR Bukhori dan Muslim). Wajarlah kemudian sejarah mencatat kecintaan mereka dalam membaca dan mempelajari Al-Qur'an. Dampaknya luar biasanya sekali, mereka menjadi generasi yang mampu membawa Islam ke puncak peradaban tertinggi mengusur peradaban Romawi dan Persia.

Marilah kita mencoba mendekatkan diri kita dengan All-Qur'an, setelah kita tenggelam diri dan jiwa kita dalam samudra ilmu yang tersimpan dalam setiap ayat --ayat suci. Langkah pertama : Mulai membaca dari sekarang
Langkah yang paling awal saat kita ingin dekat dengan Al-Qur'an adalah membacanya, membiasakan lesan kita melafalkan ayat demi ayat, membiasakan membaca dengan tartil secara baik dan benar. Tidak semua kita memang mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam melafalkan lafal bahasa Arab dengan fasih, mungkin kita tidak termasuk qori' yang dimuliakan dengan suara yang merdu, tetapi kita berharap agar Allah memuliakan kita dengan kecintaan terhadap Al-Qur'an.

Jika pembaca termasuk orang yang dimuliakan Allah dengan suara yang merdu, bersyukurlah terhadap karunia itu, salah satu caranya adalah memperbanyak membaca ayat-ayat suci. Membiasakan diri menghiasi keindahan bacaan dengan keihlasan.

Nabi SAW telah memahami tidak semua umatnya mempunyai tingkat  kemahiran yang sama dalam membaca Al-Qur'an, bagi mereka yang membaca dengan tidak lancer, mungkin suaranya berat, pelafalan makrojnya kurang sumpurna padahal sudah melafalkannya dengan sungguh-sungguh, sudah berlatih dengan keras tetapi cara membacanya belum juga lancer, Allah akan memberinya pahala dua kali, pahala membaca dan kesungguhannya berusaha. Ingatlah saudarku, Allah tidak mungkin lupa menghitung pahala hambanya.

Saudaraku dalam iman dan islam, marilah kita renungkan hadits di atas bagaimana hubungan antara Al-Qur'an dan pembacanya, ayat-ayat menjadikan kita harum di mata Allah dan di hadapan masarakat. Bagaimana cara membiasakan membaca Al-Qur'an?? Langkah sederhana buatlah jadwal kapan kita membaca Al-Qur'an, buatlah jadwal kegiatan harian, tuliskan waktu membaca Al-Qur'an. Mungkin setelah sholat shubuh selama 1 jam. 30 menit sebelum sholat Maghrib dan 30 menit sesudahnya.

Jika apa yang kita agendakan seperti di atas bisa dijalankan dengan baik, kita bisa istiqomah menjalankannya, langkah selanjutnya kita pasang target sehari membaca minimal satu juz, dalam satu bulan kita khatam sekali. Mungkin sebagian kita berkata " Saya sibuk, pekerjaan menumpuk, urusan rumah tangga tidak juga terselesaikan." Sebagian kita memang merasa tidak mempunyai waktu untuk membaca Al-Qur'an tetapi mempunyai waktu lebih dari 2 jam sehari melihat TV, mendengarkan musik, menghabiskan malam yang penuh barokah dengan melihat siaran langsung sepak bola. Tetapi sebagian dari kita merasa tidak mempunyai waktu melihat infotinment di TV, tidak mempunyai waktu membicarakan aib orang lain, tetapi merasa mempunyai waktu yang luang untuk membaca Al-Qur'an.

Janganlah kita terpengaruh ucapkan, buat apa membaca Al-Qur'an jika kita tidak faham artinya?? Tidak ada manfaatnya sama sekali !! Berhati-hatilah dengan ucapan seperti, ucapkan yang bisa membuat kita menjauhkan saudara kita seiman dengan kitab sucinya. Banyak orang yang membaca Al-Qur'an merasakan getar keimanan yang kuat, walau dia tidak memahami artinya. Getar keimanan yang tersimpan dalam hatinya akan berkembang menjadi cahaya terang yang membimbingnya dalam kehidupan.

Tetapi tidak sedikit orang yang membaca Al-Qur'an dengan mengerti artinya namun tidak merasakan getar apapun, apa yang dibacanya sekedar pengetahuan saja menjadi sekedar wacana saja, digunakan berdebat atau bahkan lebih buruk lagi digunakan untuk membenarkan pendapatnya sendiri, membenarkan fanatisme kelompoknya, menyerang saudara muslim yang lain, hanya karena perbedaan kelompok dan golongan.

Langkah Kedua : Merenungkan Maknanya

Saudaraku yang hatinya dimuliakan Allah dengan iman dan islam, setelah kita membaca AL-Qur'an marilah kita merenungkan arti yang terkandung di dalamnya. Di dalamnya ada petunjuk yang mengajak kita ke jalan yang mulia. Mungkin kita akan bertanya "Apakah seseorang yang tidak pernah belajar bahasa Arab bisa memahami ayat-ayat Al-Qur'an??" Memang AL-Qur'an diturunkan dalam Bahasa Arab, tentu saja untuk memahaminya yang mendasar harus memahami Bahasa Arab. Bahkan memahami AL-Qur'an tidak hanya membutuhkan pemahaman bahasa saja, tetapi ilmu alat yang lain seperti hadits pendukung dan asbabul nuzul. Jadi bagaimana mungkin seseorang yang tidak memahami Bahasa Arab bisa merenungkan maknanya??

Allah yang Maha Pengasih menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi seluruh manusia dari berbagai bangsa dan bahasa, sehingga di dalamnya terkandung kemudahan dalam bahasa dan makna sehingga mudah difahami bagi mereka yang ingin memahaminya. Jika kita bersungguh-sungguh pasti akan ada jalan untuk memahaminya. 

Lantas dari mana kita memahaminya?? Tentu kita memahaminya dari para pewaris nabi, yakni para ulama yang berjalan di atas jalan kebenaran. Yang mengabdikan hidup untuk mengembangkan agama Allah. Bukankah para ulama yang mulia telah membuka pintu bagi kita memahami Al-Qur'an ! Begitu banyak pintu yang dibukakan untuk kita dalam memasuki "keindahan dan kemuliaan " Al-Qur'an. Mengapa kita tidak menyediakan waktu untuk memasukinya, menyediakan ruang hati untuk  memasukinya. Mengapa??

Jika kita bukan termasuk orang yang ahli dalam Bahasa Arab, kita bisa memahami Al-Qur'an lewat pintu yang telah dibukakan para ulama untuk kita?? Pintu itu bernama, pintu Al-Qur'an dan terjemahannya, ada banyak kitab tafsir yang bisa kita gunakan untuk memasuki keindahan dan kemuliaan Al-Qur'an. Ambillah sebuah kitab Al-Qur'an dan Terjemahannya yang telah disyahkan oleh Departemen Agama, bacalah dengan hati ikhlas dan tulus.

Bacalah setiap hari minimal 10 ayat, fahami artinya dengan bantuan terjemahan. Tulislah kesimpulan yang sederhana di buku harian, catatlah kata yang kurang jelas atau perkara yang masih samar, tanyakanlah kepada seseorang yang menurut anda bisa memahami ayat tersebut. Usahakan di rumah kita minimal ada satu kitab Al-Qur'an dan Terjemahnya dan sebuah Kitab tafsir Al-Qur'an, salah satu  kitab tafsir yang standar seperti Fi Dzilalil Qur'an, Al-Maroghi,  Tafsir Ibnu Katsir, yang sudah banyak diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia.

Kita harus berusaha memahaminya karena merupakan bagian dari ekspresi keimanan kita. Allah yang maha mengasih tidak memberikan beban kepada seorang hamba di luar kemampuannya, semua amal yang diniatkan untuk kebaikan, dilakukan di jalan kebaikan dengan cara yang baik, yakni sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW,  akan bernilai pahala dan kemuliaan di sisi Allah. Keihlasan hati dalam membaca dan memahami menjadikan seseorang dekat dengan pemilik kebenaran yang sejati.

Langkah Ketiga : Al-Qur'an dalam Keseharian
Saudaraku yang dimuliakan Allah, pada tingkatan ini marilah kita mencoba mempelajari Al-Qur'an lebih sungguh-sungguh. Membuat catatan sederhana dari apa yang kita baca, buatlah semacam catatan harian Al-Qur'an. Seperti halnya buku harian kita menulisapa yang kita kerjakan di hari tersebut, misalnya.
Jum'at 30 April 2021

Hari ini saya membaca surat Al-Maidah ayat 1 -- 10. Ada tema yang sangat menarik untuk saya renungkan. Pertama
Dengan menulis catatan harian dari apa yang kita baca dalam A-Qur'an akan membuat kita semakin dekat dengan Allah, secara perlahan namun pasti kandungan isi Al-Qur'an akan terbuka di dalam pikiran kita, asal kita mampu mempertahankan keihlasan dalam hati kita. Mereka yang diberikan kitab tetapi tidak ada kesungguhan untuk memahaminya digambarkan seperti keledai yang memikul kita, tidak pernah memahami apa yang terkandung dalam kita sucinya. Allah berfirman :

Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti  keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.(Al-Jumu'ah 5)

Al-Qur'an adalah amanah yang diturunkan Allah kepada manusia, di dalamnya terkandung petunjuk. Cara utama untuk mengambil petunjuknya adalah mencoba memahaminya. Sudah saatnya menguatkan hati dalam memasuki setiap lorong-lorong yang ada di dalamnya, menghirup udara segara keimanan yang memancar dari setiap ayatnya. 

Bulan ramadhan adalah momentun yang tepat bagi kita untuk memasuki keindahan dan kemuliaan setiap ayat, menanamkan semangat yang kuat untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman. Setiap saat kita mendengarkan ayat suci AL-Qur'an, sudah saat kita membuka hati menikmati keindahan bulan penuh berkah dengan menghirup udara segar keimanan dari setiap ayat-ayat Al-Qur'an.
Pintu pemahaman Al-Qur'an di bulan ramadhan telah dibuka, saatnya bagi kita untuk memasukinya. Rasanya hanya penyelasan yang terjadi jika kita mengabaikan karunia di bulan suci ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun