Mohon tunggu...
Agus Zain Abdullah ElGhony
Agus Zain Abdullah ElGhony Mohon Tunggu... Guru - Pemerhati masalah budaya dan agama

Pemerhati masalah budaya dan agama

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Puasa adalah Jalan Bukan Tujuan

23 April 2021   22:03 Diperbarui: 23 April 2021   22:49 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tebar Hikmah Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Definisi puasa pada tingkat ini bisa kita baca dalam hadits di bawah ini, Nabi Muhammad shallahu 'alahi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits Qudsi :

" Puasa adalah perisai. Janganlah berbuat keji pada hari itu dan janganlah berbuat bodoh. Jika diajar berkelahi atau dihina, katakanlah 'aku berpuasa'" (HR Bukhori)  

Puasa adalah perisai dari perbuatan keji dan mungkar. Jika kemudian selama puasa kita belum bisa menghindari kata-kata kotor atau perbuatan tercela lainnya, maka puasa kita tidak akan mempunyai arti disisi Allah. Tidak mungkin seseorang ingin menggapai pribadi mulia tanpa pembiasaan akhlaq mulia, jika yang biasa dikerjakan adalah perbuatan yang tidak mulia,  jika yang dikatakan adalah kata-kata tidak mulia, maka keinginan menjadi mulia hanya mimpi saja.

Puasa pada tingkat seperti ini telah menjauhkan diri dari segala sesuatu yang membawa kepada kerendahan, bisa menghindari jebakan dunia yang menipu mata dan mematikan hati. Dalam banyak ayat Allah menjelaskan bahwa manisnya dunia hanyalah tipuan belaka :
Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman dan bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu ( QS Muhammad,36)

Dalam ayat yang lain Allah berfirman :

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?( QS Al-An'am 32)

Kenikmatan dunia memang sering menipu, puasa melatih ruhani kita untuk  bisa tegar saat menghadapinya, sabar saat menghadapi cobaan, syukur saat diberi anugrah, tawadhu' saat diberi kemuliaan dan kekuasaan, qonaah terhadap apa yang diberikan Allah dan tasamuh terhadap perbedaan yang ada. Apakah semua puasa kita sudah melatih diri kita kita?? Jika belum, maka bergegaslah membangun kesadaran diri bahwa kita sedang melatih ruhani.

Dua rangkaian di atas menjadi nyawa puasa kita, tanpa ada nyawa puasa kita akan kehilangan makna di mata Allah. Semuanya terkandung dalam pengertian puasa, dengan demikian bahwa puasa sebenarnya adalah tangga menuju tujuan yang mulia. Semacam latihan ruhani yang memperkuat jiwa, sehingga iman tumbuh dengan lebat dan menghasilkan buah yang serba manis serta lezat dalam kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun