Perhatian terhadap Liverpool justru ketika Salah di Liverpool. Ada ikatan dari dunia ketiga dalam dunia ketika dalam pikiran saya. Mungkin sebuah ikrar primordial saja.Â
Saya sangat mendukung AC Milan saat diperkuat George Weah, begitu juga sangat mendukung Chelsea ketika masih diperkuat oleh Didier Drogba, sikap yang sama juga kepada klub yang dibela oleh Samuel Eto'o seperti Inter Milan.Â
Salah di Liverpool menjadi unik, beda sekali dengan Salah saat di Chelsea. Adanya Mo Salah di Liverpool membuat saya mengikuti berita tentang klub yang mempunyai semboyan menggetarkan " You'll Never Walk Alone".
Sekarang Liverpool juara. Ada yang menarik?? Menjadi juara di era pandemi, ketika sepak bola dimainkan tanpa penonton. Tidak ada yang menarik, kecuali sekedar pelepas haus bagi suporternya yang dahaga juara Inggris setelah sekian lama.Â
Ada noda besar di Liverpool di tahun ini juga, tersingkir di Piala FA dan liga champions. Rasanya, Klopp belum layak disejajarkan dengan Ferguson yang memberikan MU treble winner, atau bahkan rasanya belum sejajar dengan Rafael Benitez yang menyajikan malam ajaib bagi fans sepak bola dunia di Istambul.
Klopp dan Liverpool harus bisa menyajikan sesuatu yang hebat, setidak-tidaknya setara dengan Ferguson. Jika ingin dikenang sebagai legenda sepak bola atau setidak-tidaknya menghapus kenangan saya tentang tragedi Heysel.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H