Mohon tunggu...
Eko Nur Syahputro
Eko Nur Syahputro Mohon Tunggu... Sales - Karyawan, Nulis kalo sudah pulang

Kerja dulu di kantor, nulisnya nanti kalo sudah pulang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Macam-macam Investasi Aset Digital yang Mungkin Bisa Anda Coba

1 Juni 2020   06:30 Diperbarui: 1 Juni 2020   06:55 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash/Marvin Meyer

Investasi merupakan salah satu cara untuk bertahan di masa depan. Terlebih dalam kondisi pandemi seperti ini, investasi di masa lalu akan sangat membantu  dikala kesusahan ekonomi. 

Mungkin, saat ini tabungan Anda tak cukup untuk pertahanan pangan selama satu bulan. Tapi, jikalau Anda sudah memiliki investasi di masa lalu, masa-masa seperti saat ini akan sangat membantu daya tahan perlekonomian Anda dan keluarga.

Banyak orang menganggap, bahwa rumus investasi itu ialah Y=C+I dalam mudahnya bisa diartikan, pendapatan Anda adalah Konsumsi dan Investasi Anda. Itu terjadi jika Anda membagi pendapatan Anda kedalam dua variabel tersebut. Namun, jika secara total mengalokasikan pendapatan untuk konsumsi, maka bisa Anda tebak sendiri bagaimana hasilnya.

Ada sebuah pertanyaan yang sangat sering dilontarkan oleh teman-teman saya di kantor. Begini, "Bro, saya mau investasi tapi gaji bulanan selalu ngepres. Caranya biar saya bisa investasi dikit-dikit bagaimana ya?" Kira begitu singkatnya pertanyaan dari seorang teman. Tentunya otak saya flashback ke beberap tahun belakangan. Saat saya masih kerja menjadi staf promosi untuk jasa pelatihan belajar saham untuk pemula.

Saya hendak mengarahkannya kesana, namun untuk memulai investasi saham ada batasan modala yang harus disetor. Belis saham pun harus minimal satu lot, toh menurut saya kalau mau belajar investasi long term kan sekalian beli saham yang blue chip biar makin pede. Saya juga hendak mengarahkan teman saya tersebut untuk belajar tentang reksadana. Tapi, lagi-lagi ia tak punya cukup dana untuk memulainya.

Akhirnya, ia saya rekomendasikan untuk mulai berinvetasi di dunia digital. Jelas, ia pun tertegun dengan raut muka keheranan. "Investasi apaan bro?" sahutnya. Begini, kita mungikin sudah mafhum, bahwa pengguna internet di Indonesia sekarang sudah mencapai angka 180 Juta pengguna. Masing-masing platform memiliki marketnya sendiri-sendiri. Twitter cocok bagi penduduk perkotaan yang suka cit-cat singkat. Instagram, relate dengan pecinta visual dan keindahan. Facebook, saya rasa lebih luas dan usernya tersebar di semua daerah.

Terlebih, berbagai pandanagan dari para ahli mengatakan jika landscape bisnis kemungkinan besar akan berubah pasca adanya pandemic ini.

Nah, dari platform tersebut kita bisa membangun jembatan interaksi untuk menghubungkan para fans dengan tujuan kita. Di situlah yang harus dibangun, tujuan dari investasi. Nah, lantas investasi apa saja yang bisa kita lakukan dengan hanya bermodalkan skill?

Akun Microstok

Bisnis Microstock atau mengumpulkan banyak gambar baik foto/video/illustrasi bisa jadi alternatif pilihan investasi long term. Tinggal pelajari cara untuk upload produknya, dan pelajari lebih dalam marketnya. Contoh, investasi di shutterstock misalnya.

Cukup bermodalkan handphone yang Anda miliki, dan mencari ide foto-foto untuk dipasarkan. Foto tersebut akan selalu nangkring di akun microstock Anda, dan pembelian bisa dilakukan secara berulang-ulang. Bukankah itu Investasi yang hanya bermodalkan skill dan kemauan?

Social Media

Sekarang social media isinya tidak melulu tentang kegalauan, atau curhatan kegabutan. Pemilik akun media sosial yang baik justru akan membangun kepercayaan kepada pengikutnya, dan berbagi hal-hal yang bermanfaat. Dalam marketing, biasa disebut Influencer atau orang yang mampu mempengaruhi atau mengarahkan pengikutnya menuju goal yang dikehendaki.

Anda pasti sering menemui akun-akun influencer raksasa yang tak ada henti endorsenya bukan. Nah, memiliki akun media social ber-traffic tinggi bisa jadi alternatif investasi untuk masa depan. Selain passive incomenya lumayan, terbukti juga banyak orang yang banting setir dari karyawan dan fokus untuk mengelola konten di media sosial pribadinya.

Susah di awal? jangan kaget. Sedari awal kan saya sudah bilang, kalau mau punya investasi yang nyantai di awal ya beli saham. Kalau mau rada ngos-ngosan dikit ya begini caranya.

Digital Product

Punya keahlian menulis? Jago ngedesain? atau ahli dibidang coding. Launching digital product bisa jadi cara jitu untuk investasi nih. Pilihan ini memang butuh ketekunan yang ekstra. Tapi, kalo udah meledak ga usah ngomong lagi. Gaji UMR kota besar pun kalah dengan pendapatan jualan produk yang cuman seminggu.

Affiliate Program

Ga punya produk? Ga punya skill? tapi tetap mau usaha. Santai saja, kalau mau bener-bener usaha affiliate program bisa jadi salah satu caranya. Banyak kisah sukses internet marketer yang menapaki kariernya dari menjadi affiliate. Habibi Afsyah misalnya. Dari keterbatasannya, ia mampu menjawab semua keraguan yang datang pada dirinya. Habibi sukses menjadi affiliate amazon dengan kegigihannya yang ekstra. Sekarang, ia pun dikenal sebagai top internet marketer dan memiliki bisnis digital agency.

Menjadi Penulis Kompasiana

Emang nulis di kompasiana bisa jadi Investasi? Jawabnya bisa, gimana caranya. Nah, Investasi kan sesuatu yang kita setor di awal kemudian berkembang pada periode tertentu. 

Misalnya, dari kebiasaan menulis di Kompasiana ternyata tidak terasa sudah banyak tulisan ratusan bahkan. Eh, taunya-taunya ada penerbit yang berkenan untuk menerbitkan jadi sebuah buku. Bukankan itu salah satu Investasi?

Atau jika percaya diri, dari keseluruahan tulisan bisa dibukukan sendiri secara self publishing. Kemudian dijual lewat social media atau teman-teman yang menghargai karya kita. Bisa jadi passive income juga kan?

Mungkin masih banyak cara-cara lain yang tidak saya sebutkan. Sejatinya, apapun yang kita lakukan, jika ditambah dengan keyakinan dan tekad yang kuat kesuksesan akan nampak di akhir tujuan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun