Mohon tunggu...
Eko Nur Syahputro
Eko Nur Syahputro Mohon Tunggu... Sales - Karyawan, Nulis kalo sudah pulang

Kerja dulu di kantor, nulisnya nanti kalo sudah pulang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kekuasaan vs Uang

5 Juli 2019   13:16 Diperbarui: 5 Juli 2019   13:16 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frank Underwood dan Istrinya Claire Underwood dalam serial " House of Cards" Foto : Netflix

Satu bulan belakangan ini, waktu senggang yang saya miliki cenderung untuk mempelajari dan menuntaskan serial drama politik negeri paman sam yang berjudul "House of Card". Serial yang telah banyak mendapat penghargaan tersebut, memang sangat cocok untuk dipelajari siapapun yang ingin memiliki jiwa petarung dalam semua hal. Entah dalam pemerintahan, maupun sebagai seorang pelaku bisnis. Ada 13 episode di tiap season, dan serial tersebut telah di produksi sebanyak 6 season.

Sejak awal, saya mencoba menganalisa tentang apa yang ingin disampaikan dalam serial tersebut. Rasa penasaran pun membuat saya harus menonton season pertama hingga rampung. 

Hasilnya 13 episode yang masing-masing berdurasi sekitar 50-menit, baru bisa saya selesaikan dalam kurun waktu 1 minggu. Agak cukup lama memang, karena saya baru bisa leluasa menonttonnya di malam hari. Lepas selesai segala urusan dan aneka macam pekerjaan.

Cerita diawali dengan proses penunjukkan sekretaris negara oleh Presiden ke-45 Garret Walker yang di perankan oleh Micahel Gill. Semulanya penunjukkan sekretaris negara ditujukan kepada Frank Underwood yang diperankan oleh Kevin Spacey. Lantas hal itu berubah, ketika presiden Garret walker berubah pikiran dan membatalkan keputusan tersebut.

Frank underwood tak mau tinggal diam. Sebagai penggerak mayorittas DPR di senator Amerika, ia menggunakan segala cara untuk mencoba menunjukkan jati dirinya kepada presiden garret. Setelah di lantik sebagai Presiden,Garret memiliki janji kampanye tentang sistem pendidikan Amerika. Melihat celah yang begitu bagus, Frank mengajukan diri sebagai penanggung jawab RUU Pendidikan yang kelak akan jadi bahan kampanye bagi dirinya dihadapan Presiden Garret.

Nah, sampai disini mungkin yang hendak saya bagikan. Untuk kelanjutan ceritanya, lebih afdholnya bisa coba Anda tonton sendiri dan ikut serta merasakan proses yang dialami oleh para pemain secara langsung.

Dari serial drama politik tersebut, saya bisa belajar bahwa seni dalam berpolitik itu adalah perebuatan kekuasaan yang begitu menegangkan dan sangat dipenuhi dengan intrik-intrik muslihat. Dan satu lagi, menipu adalah bagian strategi dalam berpolitik. Jadi, sebelum terjun lebih jauh ke medan tempur politik praktis, ada baiknya Anda tentukan dulu apa yang akan Anda cari.

UANG atau KEKUASAAN ABADI.

Terima kasih,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun