Hal yang selalu ditekankan pak bos berulang-ulang adalah menjaga kesetabilan. Kalau dengan mengontrak rumah bisa lebih setabil mengapa tidak? Ketika kondisi pekerjaan dan rumah stabil maka kita bisa punya lebih banyak waktu dan anggaran untuk menikmati hidup, Â mengembangkan diri dan membangun relasi.
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar kontrakan bisa diibaratkan sebagai biaya penyusutan aset jika kita mengambil KPR. Bisa juga anggap saja sebagai beban biaya operasional seperti transportasi atau kebutuhan kerja lainnya.
Nah! Ketika pekerjaan benar-benar sudah stabil, relasi terbangun dengan baik, support system terbentuk dengan baik, hubungan dengan keluarga juga sangat baik, keuangan cukup aman, baru rencanakan pembelian rumah yang akan menambah kuat unsur kesetabilan itu.
Bagaimana menurut kalian? Apakah ada pandangan lain? Yuk kita diskusi.
*Pak bos berkarir di Badan Pemeriksa Keuangan selama kurang lebih 15 tahun. Spesialisasi di bidang litugasi. Pernah memimpin penanganan kasus-kasus besar. Sekarang undur diri dari ASN dan mengajakku membangun startup bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H