Diremang senja malam
Seorang diri mematung,
Menunggu seseorang
Menyibak lembayung.
Terlihat gemericik air,
Di saluran mengalir.
Benih rindu mengukir,
Dihatinya mengulir.
Sambil mengaca diri
Di telaga nan sunyi,
Ternampak rambut
Yang telah memutih.
Setiap jelang sabtu,
Kenakan baju biru.
Menuju stasiun tugu,
Ia selalu menunggu.
Stasiun yang kini
Mulai gelap gulita,
Seiring waktu
Melewati senja.
Namun dia tetap
Setia menunggu,
Tak bergeming
Lewati waktu.
Stasiun kereta telah
jadi rumah hantu,
Karena sudah ada
Stasiun yang baru.
Hingga datang
Si cucu nan mungil,
Dengan ayahnya
Datang menghampiri.
Kakek marilah
Kita mau pulang,
Karena waktu
Telah lewat petang.
Nenek pasti batal
Datang kemari lagi,
Masih ada urusan
Dan sibuk sekali.
Si cucu menggamit
Tangan kakeknya,
Dibimbing menuju
Mobil ayahnya.