Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Stratejik: Keterbatasan Wewenang Atasi Masalah Kompleks

9 Februari 2023   13:04 Diperbarui: 9 Februari 2023   13:11 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | Foto: papua.antaranews.com

Kembali lagi pada permasalahan kisah komandan pos perbatasan, pada saat dia menerima instruksi telegram seharusnya dikaji atau analisis dalam penerapan kebijakan. Langkah pertama yang dilakukan komandan menginstruksikan untuk melakukan pemeriksaan setiap orang atau kendaraan yang melewati pos perbatasan dan Langkah berikut dengan memperketat pemeriksaan secara (dengan memeriksa bodi kendaraan hingga penggeledahan pada pakaian dan tubuh seseorang). Langkah tersebut dianggap sebagai kebijakan normal dalam penanganan masalah jinak.

Namun hasilnya ternyata nihil, berarti komandan tersebut harusnya berpikir kembali dan melakukan kajian berikutnya. Mengapa rombongan sepeda motor harus berpayah-payah setiap hari membawa pasir?, untuk apa atau apa kegunaannya?, dsb. Fokus dan persepsi komandan tersebut harus bergeser ke out-look forward dan berpikir holistic, dia harus mengirimkan anak buahnya untuk mencari tahu/informasi dari mana pasir berasal dan kemana pasir itu dituju, mungkin termasuk mencari informasi maksud secara jelas dari info telegram yang diterima.

Langkah tersebut terkadang mungkin melewati batas kewenangan, maka diperlukan koordinasi dengan instansi atau pemda terkait, termasuk jaringan atau mitra kerja di luar organisasi. Semakin banyak informasi diterima akan memperluas view atau pandangan kita dalam memahami suatu masalah, sehingga dapat diperoleh gambaran keseluruhan (holistic) untuk mengambil keputusan dan kebijakan. Demikian halnya, pada saat mengambil keputusan sebagai langkah kebijakan, diperlukan kerjasama kolektif atau koordinasi maupun kolaborasi dengan instansi terkait atau mitra kerja kita.

Pentingnya seorang pemimpin stratejik untuk memahami masalah jahat (wicked problem), karena perlu berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan, kondisi perubahan situasi yang tidak menguntungkan (problematis) dan ketidakpastian, kadang permasalahan ditunda atau didiamkan dapat berdampak lebih signifikan akibatnya dan perlu penanganan segera, dan disitulah kualitas sebagai pemimpin stratejik dari pejabat publik dipertaruhkan karena kemampuan dalam menganalisis masalah dan mengambil keputusan secara strategis dan mengeliminir dampak yang terjadi. Hal tersebut dapat terlihat ketika kemampuan pemimpin stratejik pada saat mengalami kondisi krisis atau mengalami gejolak perubahan yang tidak pasti seperti saat wabah Covid-19 yang baru saja telah kita lewati.

Referrence:

Paul 't Hart, John Uhr (2008). Public Leadership Perspectives and Practices, Published by ANU E Press The Australian National University, 2008. http://epress.anu.edu.au/public_leadership _citation.html

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun