*************
Penutup
Mungkin saja kisah tersebut hanya anekdot belaka, namun sang Da'i menjelaskan hikmah dibalik peristiwa tersebut. Di negeri ini begitu banyak orang-orang pintar dan cerdas atau memiliki pengetahuan yang lebih baik. Namun ketika dalam menunjuk seorang pemimpin, terkadang kita merasa rikuh, rendah hati, sungkan... hingga terlalu lama dalam mengambil suatu keputusan. Alhasil ketika ada seseorang yang maju untuk menjadi pemimpin, tetapi justru tidak memiliki kapabilitas sebagai pemimpin yang diharapkan dengan pengetahuan yang cukup, akibat kesalahan kita bermain dengan waktu, seolah membeli kucing dalam karung... bisa dibayangkan apa yang kelak akan terjadi.
Hal berikutnya, terkadang kita selalu ingin merencanakan sesuatu secara sempurna atau perfect. Namun perencanaan tersebut memakan waktu begitu lama sehingga terlambat pada saat keputusan diambil karena sudah kehilangan momen-momen pada saat dibutuhkan. Akibatnya pada saat tiba masanya, dalam waktu yang terbatas, justru sebaliknya terkadang keputusan diambil seolah terburu-buru dan tidak lagi mempertimbangkan perencanaan sebelumnya yang telah didiskusikan bersama.
Kadang kita menjadi bingung, mengapa perencanaan yang begitu matang ternyata tidak efektif pada saat direalisasikan?, karena keputusan tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi terkini dan segala sesuatunya sudah berubah seiring dengan berjalannya waktu. Apalagi dalam kondisi saat ini, perubahan begitu cepat dan serba mendadak sehingga perlu penyesuaian secara fluktuatif dan signifikan serta penuh ketidakpastian.
Bukan berarti kita tidak perlu sebuah perencanaan, namun perlu disikapi secara bijak dengan melihat situasi atau kondisi yang terjadi agar momen atau kesempatan tidak hilang sehingga realisasi atas perencanaan hasil dikusi dapat dilakukan secara efektif. Semoga kisah ini bisa menjadi renungan kita bersama.
Bekasi, 12/1/23
