#PuisiRekaan
Kupeluk angin lembayung, Â
Berbisik tuk bersenandung.
Gita menyapa dan berkidung,
Sedang apa yang berkerudung.
Kumenanti di penghujung jalan,
Berteman dengan gigitan nyamuk.
Menunggu...
Sesekali ku perhatikan semut dan anai,
Seolah ingin sapa dan menggapai.
Kau menunggu untuk siapa?..
Dentang lonceng dari rumah gadang, Â
Seolah menyeru akan ada yang datang.
Ternampak bubaran santri dari surau,
Adakah dia disana?...
Rombongan semakin dekat,
Mengapa hatiku jadi tercekat?.
Kucoba menata degupan jantung,
Persiapan bertemu dia berkerudung...
Ternampak dia sedang berjalan,
Tergelak bercanda bersama teman.
Ketika mereka akan lewati titian,
Tetiba ia menghentikan jalan...
Disinari rembulan dengan cahaya memendar,
Ia melirik sayu seolah ucapkan kabar.
Mata kami saling beradu,
Ku sapa perlahan kau tertunduk malu...
Terhentak saat kekawanan sebut panggilan,
Tuk percepat jalan agar tidak ketinggalan.
Walau merutuk belum sempat kenalan,
Dia jalan tergesa dan ku ditinggalkan.
Kali ketiga peristiwa berulang, Â
Ku tak mampu ambil kesempatan.
Setelah rombongan hilang dari pandangan,
Ku kembali pulang dengan kekecewaan...
Namun ku tetap berjanji,
Akan kembali menunggu disitu.
Menanti dia saat bubaran pengajian,
Dan berharap akan dapat berkenalan.
Bekasi Di Senja Malam, 8/11/22
#GadisBerkerudungKutunggu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H