Dalam usia nan tak lagi muda,
Coba ikut acara gowes tak sengaja.
Awal mula hanya sebagai penggembira,
Ternyata ia jadi pengakhir finish yang tersisa.
1.400 km bukan jarak yang mudah,
Bermodal sepeda tua teman setia.
Mengayuh konsisten dan perlahan,
Sebagai strategi yang dia jalankan.
Awalnya banyak pendaftar pesepeda,
Mulai dari keluarga hingga kelas penjelajah.
Lantaran memakan waktu lama dan monoton,
Mereka terpaksa mundur cuma jadi penonton.
Jakarta-lombok jarak yang cukup gila ,
Hanya semangat baja yang bisa taklukkannya.
Walau umur sudah beranjak ujur,
Semangatnya itu tak bisa diukur.
Ratusan kilometer jalan pun disikat,
Dengan jeda istirahat yang cukup singkat.
Bersyukur teman persaudaraan cukup erat,
Di tiap etape selalu disambut dengan hangat.
Jalan menanjak  speed pun melamban,
Jalan menurun meluncur dengan perlahan.
Keletihan menyerang dan rasa bosan,
Terhapus oleh pemandangan indah di jalan.
64 tahun usia yang tak lagi muda,
Kekuatanmu pun tak lagi perkasa.
Hanya berbekal semangat yang dipacu,
Temani peserta anak muda yang menggebu.
Saat telah lewat pertengahan jalan,
Tangan terasa sakit bukan kepalang.
Hampir saja dia ingin lempar handuk,
Namun semangatnya selalu jadi penggebuk.
Ketika hujan badai menyerang,
Jalan licin dan berhimpit dengan jurang.
Walau badan kecil sudah menggigil,
Semangat pacu mu tetap memanggil.
Kejenuhan di jalan mulai menerjang,
Pikiran pun mulai menerawang.
Seolah tersadar apa yang dilakukan,
Sebenarnya apa yang diperjuangkan?