Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Silap Melimpahi Kasih

20 Oktober 2022   16:31 Diperbarui: 20 Oktober 2022   16:37 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: istockfoto.com

Rambutnya tersisir dengan jemari,
Baju disetrika sejak kemarin hari.
Masih berpatut dalam kaca retak,
Latihan kata-kata sambil  berlagak.

Dengan motor pinjaman teman,
Yang ia mohon dengan belas kasihan.
Kini menuju rumah yang didamba,
malam minggu berjanji kerumahnya.

Ternampak gadis di teras rumah,
Asyik memetik dahan yang patah.
Dalam temaram lampu berpendar,
Didekati perlahan dengan hati getar.

Tetiba ada rencana spontan,
Dihampirinya dengan perlahan.
Ia ingin membuat suatu kejutan,
Di cium pipi sang kekasih dari hadapan.

Dia pun melonjak dan terperanjat,
Tanpa kata masuk rumah dengan cepat.
Ingin ia meraih tangan untuk mencegat,
Apa daya sang gadis berlari laksana kilat.

Sang pria menunggu dengan hati kalut,
Seraya rapikan bajunya yang telah kusut.
Terdengar lamat suara jangkrik mengkirik,
Seolah menggoda dengan tawa mengikik.

Tak lama muncul gadisnya dengan senyum,
Dengan serta menaruh nampan air minum.
Sang gadis pun berkata untuk menyapa,
Seolah tidak pernah ada kejadian apa-apa.

Sang pria tertegun dengan pikiran membuyar,
Basa-basi pun berlanjut untuk saling bercerita.
Raut muka sang gadis pun terlihat biasa saja,
Sesekali tersenyum dari rona yang bersahaja.

Sang waktu berjalan dengan cepat,
Tawa canda mengalir tak melambat.
Dalam rumah terdengar jam berdentang,
Pertanda menyuruh sang pria untuk pulang.

Saat pamit untuk ucap perpisahan,
Dia menggamit motor ke halaman.
Namun sang gadis sempat ucap kata,
Sore tadi di teras itu saudara kembarnya.

Wajah sang pria kaget bukan kepalang,
Beruntung helm terpakai jadi penghalang.
Risau hati menuju pulang dalam perjalanan,
Tak henti berdoa saudaranya tak menceritakan.

Bekasi, 17/10/22, @Cakbro
#KisahLucuSeorangTeman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun