The Count of Monte Cristo: Justru Sangat Berbahaya Jika Air Tuba Dibalas Dengan Air Susu
- Pengantar
Teringat Ketika saya masih duduk di SMA tingkat pertama, karena kenekatan ingin bisa berbahasa inggris, saya sering meminjam buku di perpustakaan dan terlihat buku novel (cukup tebal) yang berbahasa inggris. Dengan perlahan saya coba memahami novel itu dengan berbekal kamus Bahasa Inggris-Indonesia di sampingnya. Walau banyak kata-kata begitu asing nampaknya ada dorongan untuk membaca berhari-hari karena rasa penasaran, bukan lantaran hambatan dalam bahasa namun plot-plot cerita yang sangat menarik dengan rasa menduga-duga. Saya justru baru tersadar saat ini bahwa buku yang baca termasuk buku novel sastra inggris yang sangat popular yakni The Count of Monte Cristo karya Alexander Dumas.
- Novel Klasik: the Count of Monte Cristo
Novel klasik karya Alexander Dumas mungkin masih dibawah satu tingkat dari Hamlet karya Shakespeare yang sangat terkenal. The Count of Monte Cristo merupakan kisah tentang balas dendam yang berkepanjangan dengan latar belakang sejarah saat raja Luis XVII memerintah. Diawali seorang pelaut muda bernama Edmond Dantes sebagai kelasi kapal Le Pharaon, dalam suatu perjalanan menuju Mersailes sang kapten kapal tersebut jatuh sakit dan meninggal, namun sang kapten sempat menitipkan sebuah paket untuk diberikan kepada temannya seorang Marsekal yang tinggal di Pulau Elba (tempat pembuangan Kaisar Napoleon Bonaparte yang dibuang oleh Raja Louis XVII).
Begitu pentingnya paket tersebut, saat tiba di Mersailes, Dantes pun berencana untuk menemui dan menyampaikan kepada kaisar Napoleon Bonaparte. Mendengar paket tersebut, sang pemilik kapal juga pendukung kaisar memberikan apresiasi kepada Dantes dan dianugerahi pemilik kapal Pharaon tersebut menjadi sebagai kapten kapal menggantikan kapten yang sudah wafat. Begitu senangnya Dantes, akhirnya meminta ijin cuti untuk meminang Mercedes kekasih pujaan hatinya. Namun kegembiraan Dante, diam-diam tidak disukai oleh teman-temannya. Danglars sebagai kepala keuangan kapal Pharaon yang diam-diam mencintai Mercedes, dan Ferndand Mondego sepupu Mercedes yang juga mencintainya, serta Caderrouse tetangga Dante yang iri hati dengan promosinya sebagai kapten.
- Pengkhianatan Seorang Teman
Akhirnya mereka bertiga, diam-diam membuat surat yang ditujukan kepada Moniseur Villefort, jaksa Penuntut Umum Raja Louis XVII yang menyatakan bahwa dante seorang mata-mata Kaisar Bonaparte, musuh Raja Louis XVII. Akhirnya Edmond Dantes ditangkap dan surat yang belum sempat disampaikan sebagai bukti pengkhianatan. Dantes langsung dihukum dan dibuang ke pulau terpencil. Dantes begitu marah dan kecewa terhadap teman-teman yang mengkhianatinya, selama bertahun-tahun dia dipenjarakan dibawah tanah yang begitu lembab.
Dalam penjara Dantes bersebelahan dengan seorang pastor tua Abbe Faria, dan diam-diam dengan tekun membuat lubang dan menembus ke ruangan Dantes, akhirnya mereka dapat bertemu dan berteman. Dantes banyak belajar dari pastor tersebut tentang kehidupan, bahkan mereka sudah merencanakan untuk melarikan diri dari pulau tersebut dengan bersama-sama menggali untuk membuat lubang pelarian. Namun naasnya, sang pastor yang sudah tua dan sakit-sakitan akhirnya meninggal. Tetapi sebelum wafat, sang pastor memberikan sebuah peta harta karun yang berada di pulau Monte Cristo.
- Tindakan Balasan Dendam
Tiba waktunya Dantes berhasil melarikan dari lubang yang dibuat bersama sang pastor tersebut, dan berbekal peta harta karun tersebut dantes pergi ke pulau Monte Cristo untuk mencari harta karun, ternyata berhasil ia menemukan sebuah harta karun tak ternilai harganya. Akhirnya Dantes pun Kembali ke Mersailes, namun dengan harta yang dibawa dia mengaku sebagai seorang bangsawan dengan merubah namanya menjadi The Count of Monte Cristo (Saudagar dari Monte Cristo). Sebenarnya, Dantes kembali ke kampung halaman dengan rencana untuk memberi pelajaran (balas dendam) kepada teman-temannya dan orang-orang yang merenggut kebahagiaannya. Berkat pelajaran kehidupan yang diperoleh dari pastor tua temannya, tindakan balas dendam tidak segera diungkapkan secara nyat begitu saja. Dantes yang sekarang adalah seorang yang cerdas dan brilian, dia telah merancang tindakan dengan perencanaan matang dan sangat teliti.
Kekejaman Sang Monte Cristo tidak seperti umumnya, justru musuh-musuhnya dihadiahkan harta karena begitu dermawannya. Namun dia membuat hasutan dan intrik-intrik agar mereka saling curiga sehingga hancur pertemanan yang dijalin dan saling membunuh karena keserakahan terhadap harta. Semua tindakan dilakukan Monte Cristo secara wajar, mereka tak menyangka bahwa Saudagar kaya dari monte Cristo yang begitu lemah-lembut perangainya dan dermawan memberikan sumbangan kepada orang-orang miskin laksana saudagar atau bangsawan berdarah biru, ternyata seorang Dantes yang penuh balas dendam karena dulu pernah dikhianati. Dia membunuh satu-persatu musuhnya dengan rangkaian cara tanpa orang lain mengetahui. Dan saat musuhnya dalam keadaan sekarat, sang Monte Cristo menceritakan siapa dirinya sebenarnya.
Kejeniusan pengarang novel Alexander Dumas membuat plot cerita dengan berbagai teka-teki yang membuat penasaran si pembaca. Mungkin banyak pembaca kebingungan karena Alexander Dumas menampilkan banyak tokoh-tokoh seolah tak berkaitan antara bab yang satu dengan bab lainnya. Tetapi jika anda penggemar novel misteri seperti novel terkini karangan Agatha Christie akan tertantang untuk membacanya, karena kita harus berpikir sejenak memahami keterkaitan antar bab sebagai pola dalam plot ceritanya yang seolah tidak berurutan.
- Penutup
Tema cerita novel Alexander Dumas berupa penghianatan, balas dendam bertahun-tahun, keadilan, belas kasihan dan pengampunan diungkapkan dalam jiwa Dantes atau Monte Cristo. Namun Monte Cristo juga menampilkan jiwa dermawan dengan memberi bantuan kepada orang-orang yang pernah membantunya dan rasa simpati terhadap orang-orang miskin.
Yang menarik dan menjadi catatan saya bahwa tokoh cerita begitu piawai memainkan peran dan perilakunya, dia melakukan balas dendam tidak dengan cara biasa membunuh langsung atau melalui perantara, tetapi melalui limpahan harta yang diberikannya sehingga orang tersebut begitu rakus dan tamaknya serta rela untuk membunuh teman sejatinya hanya dengan intrik-intrik atau hasutan darinya. Dan mereka baru tersadar saat sudah diujung maut, sang Monte Cristo menceritakan siapa dia sesungguhnya dan balas dendam yang ia lakukan. Hal kedua yang menjadi renungan, bahwa kejahatan yang dilakukan tidak seperti pepatah bahwa air susu dibalas dengan air tuba, tetapi justru dia memberikan air susu berlebihan sehingga dampaknya melebihi dari air tuba.
Karya sang maestro alexander Dumas yang terkenal lainnya adalah The Three Muskeeter dan beragam 250 buku lainnya. Novel tersebut menjadi novel klasik yang masih disukai hingga kini karena telah diterjemahkan dalam 100 bahasa, sudah tujuh kali dibuat film layar lebar maupun serial TV, bahkan dibuat dalam puluhan naskah drama.
Referensi :
1. Nurita Komara, Review Novel 'The Count of Monte Cristo', Literatur Prancis Klasik Karya Alexandre Dumas. https://yoursay.suara.com/ulasan/2022/06/03/165934/review-novel-the-count-of-monte-cristo-literatur-prancis-klasik-karya-alexandre-dumasÂ
2. Sinopsis Buku The Count of Monte Cristo, http://bukuygkubaca.blogspot.com/2011/06/count-of-monte-cristo.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H