Gaya kepemimpinan Jokowi sebagai pelayan publik (servant leadership) dianggap sebagai modal beliau untuk masuk dalam pusat perpolitikan di Indonesia, karena figur seperti Jokowi menjadi dambaan dan harapan bagi masyarakat pada saat itu.Â
Daya penciuman partai besar tersebut cukup tajam dan mengusulkan Jokowi menjadi calon presiden adalah langkah yang tepat. Padahal beliau tidak memiliki pengalaman politik atau sebagai kader partai, tidak memiliki kekayaan yang cukup untuk membiayai kampanye, dan tidak terkait dengan keluarga yang berpengaruh baik dalam pemerintahan maupun kemiliteran (Arinto Tri Wibowo, 2014).
- Jokowi Effect Sebagai Resonance Leadership Dalam Gaya Berpakaian
Jokowi Effect menurut teori kepemimpinan bisa dianggap termasuk resonance leadership. Apa itu resonance leadership?. Saya pernah mengulas tentang kepemimpinan resonansi pada media surat kabar dengan artikel berjudul "Menerapkan Gaya Kepemimpinan Beresonansi Dalam Organisasi".Â
Resonance leadership merupakan suatu gerakan refleks atau tanpa sadar pada saat berkomunikasi dengan seseorang yang memiliki respek atau berkharisma dikenal dengan Gerakan Resonansi.
Sebagai contoh, jika kita sedang berkomunikasi dengan orang yang memiliki wibawa atau kharisma, maka tanpa sadar kita akan mengikuti sikap orang tersebut, entah ketika dia sedang menyilangkan tangan di dada atau sedang mengatur rambutnya saat berbicara, maka kita pun akan mengikuti untuk bersikap seperti itu. Pemimpin yang mempengaruhi sikap orang lain tersebut atau bawahannya disebut dengan Resonant Leader.
Dr. Anne Mc Kee, seorang Akademisi dari Institute of Management's dalam bukunya berjudul "Resonant Leader" menjelaskan bahwa people understand the "what" of leadership: the strategy, implementation, and control. What only a few understand is the "how" of the leadership. This involve moving people through guiding emotions and passion.
Resonance leader are a dept at painting compelling pictures that inspire their subordinates.". Dalam hal ini, seorang pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain sesuai dengan keinginannya, dilakukan dengan mengoptimalkan emotional intelligence (EQ) untuk menciptakan pengaruh resonansi melalui mind (pikiran), body (gesture) dan spirit (semangat) (Subroto, 2021).
Gaya kepemimpinan presiden Jokowi secara kharismatik telah berhasil dalam menjalankan pemerintahan hinggga dua periode dengan kesederhanaan sikapnya, praktis dan efisien dalam mengambil keputusan, cukup fleksibel dalam menjalankan protokol atau prosedur kepemerintahan.Â
Dengan demikian, kesederhanaan sikap beliau juga tercermin dalam bertindak yakni lebih mementingkan hasil kinerja secara taktis dan pragmatis dibandingkan prosedur birokrasi yang berbelit-belit.Â
Kepraktisan beliau juga ternampak dari gaya berpakaian, presiden Jokowi lebih suka mengenakan pakaian kemeja putih lengan panjang dan digulung, celana berwarna gelap, ditambah dengan selalu bersepatu informal (sepatu sport atau dikenal sneaker).
Ternyata gaya berpakaian Jokowi selama menjabat menjadi kepala negara yang tidak pernah berubah dianggap sebagai Jokowi Effect dalam pemerintahan. Hampir semua pejabat pemerintah di negeri mengikuti gaya atau cara berpakaian seperti beliau walau pada saat mengikuti acara formal.Â