Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perlukah Judul Penelitian Begitu Panjang?

24 Oktober 2021   17:43 Diperbarui: 24 Oktober 2021   20:51 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

c. A3 : No - Yes - No - No

d. A4 : Yes - Yes - Yes - yes

 

E.  Penutup

Demikian penjelasan mengenai cara membuat judul suatu berita atau artikel baik diperuntukkan pembaca secara umum (awam) maupun spesifik. Berdasarkan pedoman dalam penyusunan proposal penelitian di Indonesia memang para dosen mengharapkan agar judul dibuat secara komprehensif. Hal tersebut sebenarnya untuk mempermudah bagi pembaca atau peneliti lain berkaitan dengan mencari referensi atas rencana penelitiannya.

Namun demikian, ternyata dalam dunia akademis terkini mulai terjadi pergeseran paradigma bahwa hal yang penting adalah bagaimana membuat judul dengan kalimat yang menarik (catchy) atau dengan bahasa populer bagi pembaca. Ada dua hal yang bisa menjadi refleksi bagi dunia akademis kita, bahwa media jurnal ilmiah berkaitan dengan artikel-artikel ilmiah yang berada disana, tidak sekedar ditujukan untuk para akademisi atau peneliti semata, namun juga diperuntukkan bagi pembaca awam sebagai pembelajaran untuk meningkatkan daya literasi masyarakat.

Berarti para peneliti dan media jurnal mulai menyadari bahwa selama ini mereka berada di "Menara Gading" yang tak terjangkau bagi masyarakat. Hasil penelitian yang bertahun-tahun hanyalah menjadi pajangan di perpustakaan atau tumpukkan lemari arsip di uiversitas, padahal ilmu yang berkembang diperuntukkan bagi masyarakat yang akan menerapkannya utuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya.

Apalagi di jaman post-truth, berbagai informasi berseliweran begitu bebas di depan mata, terkadang membuat kita bingung untuk memilah-milih mana informasi yang bermutu atau tidak, informasi yang benar atau sekedar hoax, dsb. Sebagai ilmuwan seharusnya memiliki tanggung jawab untuk membenahi asymetris informasi dan sudah saatnya mereka turun gunung dan membuka jubah "ke-jumawaan" agar tidak menjadi asyik sendiri dalam komunitasnya. Perlu ada sambung-rasa melalui media komunikasi antara para ilmuwan dengan masyarakat. Salah satunya membanjiri informasi hasil karya ilmiah mereka dengan men-down grade hasil penelitian menjadi artikel populer yang mudah dipahami bagi masyarakat sebagai pembaca.

Sumber Pustaka:             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun