Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Peneman Hidupku

22 Agustus 2021   22:20 Diperbarui: 22 Agustus 2021   22:34 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

PUALAM (Puisi Akhir Malam):
Peneman hidupku

Dia yang menemani,
Selama hidupku.
Entah saat kapan,
Kala pertama bertemu.

Diwaktu pagi..
Aroma dirimu,
Menyemangatiku.
Memaksa hempaskan,
Selimut nyenyakku.

Saat rehat siang...
Kala kejenuhan melanda,
Keletihan otak-fisik bekerja.
Kau nyamankan aku,
Dalam kemanjaan aroma mu.

Bahkan dikala malam menjelang..
Coba lemaskan otot-belulang,
Saat diperaduan.

Namun, terkadang sentak..
Ada agenda kerja yang tertunda,
Yang harus diselesaikan.
Kau selalu siap menemani,
Memaksa kuberingsut
Dari pembaringan.


Bodimu nan aduhai,
Dalam lekukan gelas kaca.
Kepekatan dirimu,
Justru itu yang kusuka.
Kau telah merasuki
Dalam jiwa,
Selalu menemani
Sepanjang hari.

Terima kasih,
Atas pengabdianmu.
Begitu setia menemani,
Dalam kondisi suka atau sedih

Kuberjanji,
Tak kan berpaling darimu,
Mungkin hingga akhir hidupku...

Wahai engkau,
Segelas kopi...

# Bekasi, medio Agustus 2021#

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun