PUALAM (Puisi Akhir Malam):
Peneman hidupku
Dia yang menemani,
Selama hidupku.
Entah saat kapan,
Kala pertama bertemu.
Diwaktu pagi..
Aroma dirimu,
Menyemangatiku.
Memaksa hempaskan,
Selimut nyenyakku.
Saat rehat siang...
Kala kejenuhan melanda,
Keletihan otak-fisik bekerja.
Kau nyamankan aku,
Dalam kemanjaan aroma mu.
Bahkan dikala malam menjelang..
Coba lemaskan otot-belulang,
Saat diperaduan.
Namun, terkadang sentak..
Ada agenda kerja yang tertunda,
Yang harus diselesaikan.
Kau selalu siap menemani,
Memaksa kuberingsut
Dari pembaringan.
Bodimu nan aduhai,
Dalam lekukan gelas kaca.
Kepekatan dirimu,
Justru itu yang kusuka.
Kau telah merasuki
Dalam jiwa,
Selalu menemani
Sepanjang hari.
Terima kasih,
Atas pengabdianmu.
Begitu setia menemani,
Dalam kondisi suka atau sedih
Kuberjanji,
Tak kan berpaling darimu,
Mungkin hingga akhir hidupku...
Wahai engkau,
Segelas kopi...
# Bekasi, medio Agustus 2021#
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H