Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Acara Kurban di Hari Raya Itu Pembantaian?

7 Agustus 2021   07:30 Diperbarui: 7 Agustus 2021   07:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Nah, peristiwa kekerasan yg sering dilihat anak2 kita di media massa elektronik atau film action atau game online kekerasan pasti akan mempengaruhi jiwa anak.
Namun peristiwa kurban yg terjadi saat inj jelas berbeda, mengapa?...

Karena dlm hari raya Idul Adha selalu dikumandangkan takbir dan tahmid yg mempengaruhi jiwa kita atau anak menjadi lebih tenang atas otak emosional dan rasional. Justru akan menimbulkan rasa jiwa sosial dan keimanan bhw segala sesuatu kesuksesan tdk hanya karena kemampuan sendiri (ego centris) tapi dg kebersamaan dan harus ada pengurbanan.

Lain halnya jika kita menonton flim kekerasan yg justru dipengaruhi suara musik yg memacu adrenalin sehinga otak emosional terpacu dan mempengaruhi jiwa.

C. Penutup

Sekali lagi mohon maaf, saya akan berseberangan pendapat jika ada seseorang yg melarang anaknya tuk melihat kurban.. Dengan alasan akan merusak jiwa nantinya dimasa remaja. Ketika saya masih punya anak kecil, saya selalu mengajak mereka untuk melihat acara sekaligus saya menjelaskan makna kurban dan mengapa hewan yang dipotong harus disertai doa atau membaca bismillah.

Alhamdulillah, saat mereka besar tidak ada pengaruh jiwa kekerasan Bahkan mereka membenci kekerasan dan timbul jiwa sosial untuk saling memberi dan berbagi kepada yang tidak mampu. 

Memang tidak semua logika bisa memahami ketentuan agama karena memiliki keterbatasan. Tuhan menciptakan suatu peristiwa pasti punya tujuan dan tidak pernah ada agama dimanapun yang menciptakan kekerasan. Jikalau ini terjadi jangan salahkan agama-nya, tetapi hamba yang salah meng-interpretasikan makna yang terkandung didalam kitab agama tersebut.

Kalau anda penasaran silahkan baca buku " How we decide our brain ( bgmn mengolah otak kita menjadi cerdas) karangan Johan Lehner., Pustaka Gramedia, 2007.


Terima kasih....
Labbaik Allahumma Labaik...
Taqabalallahu minna wa minkum, Tabalallahu ya Kariim
Selamat idul Adha dan berkurban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun