Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bencana Memang Ulah Kita Sendiri

4 Agustus 2021   09:20 Diperbarui: 4 Agustus 2021   09:22 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bencana Memang Ulah Kita.

Tuhan ciptakan alam ini,
Dengan keseimbangan alam yg sempurna.
Tuhan ciptakan kita,
Untuk kelola dunia
Dan tak pernah memperbaiki.

Tapi Tuhan begitu
Penyayang dan Pengasih.
Kita sering ganggu
Keseimbangan alam,
Lantaran demi kesejahteraan
Kita sendiri.

Demi kemajuan untuk banggakan diri,
Membangun gedung julang tinggi,
Laksana ingin saingi-Nya ciptakan
Hutan betonisasi.
Merambah lahan hutan yang ada,
Korbankan pohon dan lainnya,
Termasuk eksploitasi tambang mineral,
hancurkan gunung dan pasirnya.

Saat ganggu keseimbangan alam,
Pastilah timbul bencana lainnya.
Tapi kita anggap ini musibah,
Cobaan dari Tuhan Yang Maha Kuasa?

Tak ada hujan jika tak ada panas,
Ini hukum kausalitas dari keseimbangan.
Terbayanglah julangan gedung berkaca,
Timbulkan panas sekitar di dunia.
Hingga lelehkan gunung es di antartika.
Pastilah hujan datang yg lebih besar,
Bahkan berbentuk badai,
Yang melanda-porak dunia kita.
Karena panas global dunia,
Ganggu keseimbangan alam.
Apakah ini juga bencana dari Tuhan?

Kini kita nikmati telpon genggam dan gadget lain yang mendunia,
Bisa berkomunikasi antar kota,  daerah,  negara hingga dunia sekitarnya.

Terbayang alur-lintas gelombang elektro dan medan  magnetik-nya.
Berseliweran disekitar  dunia kita.
Baik berupa gelombang alpha, beta dan gamma.

Sadarkah pasti akan berdampak pada kita dan kehidupan lainnya?
Yang suatu saat dan pasti
Akan ada bencana dan musibah,
Entah dalam bentuk apa....

Seperti yang kita alami saat ini,
Bencana virus melanda seluruh dunia.
Tak mungkin muncul dan datang begitu saja.
Pasti ada gangguan dari keseimbangan alam.
Dan masih dianggap sebagai
Bencana ujian dari Tuhan?.

Kita manusia, makhluk paling mulia di bumi,
Begitu bangga akan kepintaran dan wewenang
Mengelola dunia ini.
Bahkan ada yang mencoba dan terlupa,
Bangga dan coba men-Tuhankan diri,
Bahkan ada yang anggap tak ada Tuhan didunia ini.

Jika bencana telah melanda,
Renggut nyawa sesama kita,
Termasuk keluarga kita.
Barulah kita tersadar.

Sadar akan adanya Tuhan, Bukan perbuatan kita.

Dan tetap saja menganggap
Bahwa ini cobaan dari Tuhan?

#RenunganMalam,AwalAgustus2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun