Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wabah Penjara Dunia

22 Juli 2021   06:27 Diperbarui: 22 Juli 2021   06:49 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Penjara Dunia*

Hidup kita terpenjara,
Antar sesama saling curiga.
Bersentuhan saja dilarang,
Berpelukan menjadi pantang.

Jadi ingat satu hadist nabi,
Kita disuruh berhati-hati.
Jika berjalan dimuka bumi,
banyak ranjau di kanan-kiri.

Tak perduli apakah kawan,
Atau teman seperjalanan.
Bahkan termasuk saudara,
Atau sebatas teman sekerja.

Semuanya tak perlu dikaji,
Membenci atau menghormati,
Tidak sopan atau jaga etika diri,
Hanya karena untuk jaga diri.

Seolah dilarang tuk senyum dan sapa,
Kita tak boleh menegur atau tertawa.
Hidup seperti orang tahanan,
Mulut terbungkam tdk melawan.

Entah kondisi ini sampai kapan,
Seolah menanti satu harapan.
Apakah wabah ini akan pergi,
Jika negeri sudah mati suri?.

*Renungan malam, Juli 2021.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun