Pengalaman Ibadah Haji 1439 H:
"Gelombang Azan Bisa Redakan Badai Pasir di Arafah Saat Haji 1439 H"
A. Pengantar:
Penulis tak ingin membahas atau menggugat mengenai kebijakan aturan Azan, dan adapula beruta yang dianggap hoax ketika awal pertama wabah disinyalir negara eropa yang awal terserang wabah virus corona di sebuah RS disana terkejut sebagian pasien mengalami kesembuhan signifikan ketika salah seorang mengumandangkan azan.
Ada pula pengalaman kawan penyintas Covid-19 yang hampir terenggut nyawa karena alami asupan oksigen membuat sesak nafas hingga dirawat di dua RS dan akhirnya selamat. Saat ini beliau membuat buku kisah pengalaman sering didaulat untuk menjadi narasumber dalam berbagai webinar. Salah satu kisahnya adalah beliau rajin berzikir dan membaca ayat suci agar terjadi getaran dalam tubuh untuk menenangkan jiwa dan termuncul imun tubuh melawan virus. Wallahu 'alam bis-showab mungkin perlu dikaji apakah ada dampak gelombang suara mempengaruhi tubuh bagi yang terpapar virus agar daoat timbulkan imun tubuh yang dibutuhkan.
Namun sekedar mengingatkan bahwa Azan merupakan hal yang disyariatkan dalam islam terkait memanggil umat islam sebagai tanda masuknya waktu sholat. Selain itu, ternyata azan juga memiliki kegunaan lain selain panggilan sholat.
B. Sejarah Awal Diperintahkan Mengumandangkan Azan
Ketika Masjid Nabawi di Madinah selesai dibangun, Rasulullah telah mengambil keputusan akan menggunakan naqus(lonceng) sebagai alat untuk memanggil orang-orang untuk shalat. Namun Rasul sendiri tidak menyukainya karena menyerupai orang Nasrani.
1. Mimpi Abdullah bin Zaid tentang Azan
Kemudian, salah seorang sahabat Nabi yang bernama Abdullah bin Zaid bin Abdi Rabbih bermimpi, di dalam mimpinya itu dia didatangi seorang laki-laki.
"Laki-laki itu memakai baju hijau di tangannya membawa naqus. Aku bertanya kepadanya, 'Ya Abdullah, apakah engkau mau menjual naqus itu?' Orang itu menjawab, 'akan kau gunakan untuk apa?' Aku menjawab, 'untuk memanggil orang buat shalat.' Dia berkata, 'maukah aku tunjukkan kepadamu cara yang lebih baik? Sebutlah Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar.... (diteruskan sampai dengan kalimat Adzan yang kita kenal hari ini).' Maka aku bangun pagi, lalu pergi kepada Rasulullah. Aku kabarkan kepadanya mengenai mimpi itu. Lalu Rasulullah bersabda, 'sesungguhnya mimpi itu betul, insya Allah.'.... ," kata  Abdullah bin Zaid.