Sebagai pengalaman pribadi tatkala penulis melakukan ibadah haji 1438 H, Â pada saat itu kami melakukan perjalanan dari Mekkah menuju Arafah untuk melakukan wukuf menggunakan bis.
Di Arafah kami menempati tenda-tenda yang sudah disediakan oleh pihak arab saudi sesuai dengan maktab-maktab.
Kejadian badai terjadi saat jelang sore (minggu, 19/8/2018) sebelum melakukan wukuf keesokan hari.
Tatkala kami sedang melakukan sholat jam qoshor berjamaah untuk maghrib dan isya, memang cuaca sore tersebut ternampak agak gelap. Kemudian saat kami lakukan sholat isya, tetiba angin gemuruh menerpa tenda dan pasir-pasir (wilayah arab memang bergurun pasir) berterbangan memasuki pintu tenda, seolah mengguyur badan kami.
Beruntung tenda kami cukup kokoh karena bertulang baja dan tiang tertanam cor semen, namun gemuruh angin bercampur pasir seolah mencoba mengoyak dinding terpal.
Usai sholat, kondisi badai pasir tak berhenti justru ditambah dengan hujan deras yang menerpa, ditambah lagi listrik tiba-tiba mati (kemungkinan ada gangguan pada gardu listrik). Para pimpinan rombongan meminta seluruh jamah haji untuk bersikap tenang dan tidak keluar tenda, melainkan diminta untuk banyak berzikir dan berdo'a. Dan beberapa jamaah lain mengumandangkan azan yang cukup keras seraya mengelilingi tenda.
Alhamdulillah, tak lama kemudian badai pun reda. Beberapa jamaah keluar untuk melihat keadaan diluar, ternyata ada beberapa dinding tenda yang rusak atau terkoyak.
Kerusakan tenda terjadi pada jamaah wanita rombongan kami. Selain terpal dinding belakang terlepas lantaran balok penopang atas tenda terlepas, dan baut-baut pada ujung persegi tenda copot. Beruntung masih ada tenda kosong, sehingga jamaah bisa di ungsikan.
D. Penutup
Berharap artikel ini tidak menjadi perdebatan namun sekedar menambah khazanah dari sisi pandang yang berbeda mengenai treatment dalam mengendalikan wabah virus. Seperti yang dilansir dalam journal of The Mechanics Physics of Solid yang mencoba mengamati getaran suara dalam simulasi untuk mengamati berbagai getaran yang diterima struktur virus diberbagai frekuensi ultrasonik.Â
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Tomasz Wierzbicki seoarng peneliti dari Massachusset Institute of Technology mengatakan kami telah membuktikan bahwa dengan gelombang suara ultrasonik, cangkang dan struktur paku virus corona akan bergetar. Pada amplitudo getaran yang besar dapat merusak dari struktur virus tersebut.