PUSAR (Puisi Saat Rehat) :
Pelaut Nuju Pelabuhan Haribaan
Ribuan mil jalan yang kulampaui,
ribuan peristiwa yang telah ku lalui.
Seperti bahtera yg mengarungi samudera,
banyak badai & gelombang tak henti menerpa.
Banyak pula kapal yg karam dan kandas,
entah terhanyut atau terhempas batu cadas.
Satu per satu layar terkembang terkoyak,
Dengan tekun & sabar dijahit dalam sulaman.
Satu per satu tiang layar bertumbangan,
Ribuan pasak terhujam tuk tetap menjulang.
Kini bukan layar, tiang & pelabuhan yg kupikirkan,
Bukan pula ragam arus gelombang & coba hindari lintasan karang,
Untuk tetapkan kemana lagi arah & tujuan.
Dalam alunan gelombang nan tenang,
Ku termenung sendiri di atas buritan.
Berbagai badai & pelabuhan telah kunikmati,
hikmah & cobaan pun datang silih berganti,
Pelabuhan yg akan kusinggahi bukanlah tujuan hakiki,
Pelabuhan terakhir pun bukan yg kan kupilih.
Tapi ku sedang merenung jika aku kembali ke tempat yg Maha Agung,
Dalam haribaan-Mu  bersama amalan cuma sekantung.
Masih dapatkah terkumpul amal kebajikan agar menggunung?,
Menuju pelabuhan kedamaian yg selalu kusanjung.
#Cak Bro Merenung, Â 24/12/11
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H