Mohon tunggu...
Cak Bro Cak Bro
Cak Bro Cak Bro Mohon Tunggu... Administrasi - Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Menumpahkan barisan Kata yang muncul di Pikiran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perspektif dan Penerapan Pancasila dalam Keseharian Terutama Menghadapi Wabah Virus

31 Mei 2021   17:23 Diperbarui: 31 Mei 2021   17:56 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, Sila ini memberikan makna adanya sifat bijaksana, tanggung jawab terhadap Tuhan YME dan sesama manusia, serta cinta akan kebenaran dalam kerangka negara berkedaulatan rakyat. Prinsip Demokrasi dalam berngera dana bermasyarakat merupakan ejawantah dalam sila ke empat ini. 

Berkaitan dengan kondisi pandemi, maka penerapan makna demokrasi tidak hanya menjadi tugas pemerintah saja untuk menangani wabah, namun juga tanggung jawab kita bersama. Setiap kebijkan atau keputusan yang diambil oleh pemerintah tentunya hasil dari upaya musyawarah dan kesepakatan bersama yang selanjutnya dilaksanakan dalam tindakan bersama demi kepentingan bangsa ini.

Sila kelima Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila kelima ini menyiratkan keadilan yang berlaku bagi seluruh kehidupan bangsa Indonesia, keadilan yang dimaksud adalah keadilan yang berdasarkan Ketuhanan YME. Dalam konteks ini, sikap adil kepada sesama, menghormati hak orang lain, sifat saling menolong dan menghargai sesama dan melakukan pekerjaan yang membantu untuk kepentingan bersama adalah hal yang perlu dilakukan terutama dalam masa pandemi corona ini. Kita tak perlu untuk saling menyalahkan atau mempertanyakan kewenangan dan tanggung jawab siapa, namun secara bersama-sama menyatykan derap langkah untuk mengatasi wabah penyakit ini.

C. Perspektif dan Penerapan Pancasila Bagi Generasi Milenial

Sebagai Generasi Milenial, memang tak perlu berjuang dengan darah dan air mata seperti layaknya pejuang pendahulu, namun cukup dengan mengisi pembangunan. Tak semestinya generasi milenial berpangku tangan, melainkan harus berperan aktif mengisi kemerdekaan demi terwujudnya Indonesia yang harmoni,damai, adil dan Makmur melalui penghayatan pamcasila dalam kehidupan sehari-hari. Berkembang pesatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan seharus dapat dimanfaatkan bagi kaum milenial untuk berkreativitas dan berinteraksi antar sesama milenial yang tidak lagi dibatasi dalam wilayah dan waktu. Namun sayangnya, justru adanya teknologi dengan komunikasi yang canggih kaum milenial menjadi terbuai menjadi warga yang konsumtif, berpikir serba instan, mudah terpengaruh budaya luar dalam sikap dan perilaku. Disinilah pentingnya peran Pancasila sebagai filter masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan keperibadian bangsa.

Eksistensi Pancasila harusnya dapat diserap dalam jiwa dan semangat kaum milenial sebagai jembatan potensi untuk membangun batas apa yang bisa diterima dari pengaruh luar yang merugikan dan tidak etis-negatif. Konsep ideologi Pancasila kita menempatkan "Ketuhanan Yang Maha Esa" sebagai sila pertama, memperingatkan generasi milenial bahwa ada Tuhan YME sebagai pusat dari kehidupan segala sesuatu dalam bentangan dunia ini. Jangan sampai kecanggihan teknologi justur menjai budak, bahakn menjadi tuhan masa kini. Generasi Milenial harus sadar bahwa semuanya milik Tuhan, sehingga kesombongan dalam diri manusia bisa diminimalisir dan berusaha untuk selalu mengambil manfaat positif dalam setiap kemudahan dan kemajuan, bukan untuk mengambil kekuasaan  dan kewenangan. Kekuasaan Tuhan melampaui kekuasaan manusia.

Acuan sila kedua dari Pancasila bagi generasi milenial dalam menjalani hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bahwa kaum milenial Indonesia harus bijaksana, harus selalu adil dalam pikiran dan perilaku etis pada sesama, tidak menggampangkan segala sesuatu atau cepat putus asa dan terus berbuat kebaikan yang mementingkan kepentingan umum demi cita-cita bonum commune (kebaikan bersama).

Sedangkan dalam penerapan sila ketiga dari Pancasila, Generasi milenial harus sadar diri untuk selalu bersinergi dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesame untuk menciptakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia  melalui sikap toleransi akan perbedaan dan memegang teguh pendirian yang tidak bisa dipengaruhi oleh bangsa luar. 

Sesama bangsa Indonesia, generasi milenial harus bergotong royong mengangkat derajat bangsa Indonesia lebih tinggi darpada negara lain untuk menunjukkan bahwa Indonesia bukan negara lemah yang gampang terjajah, tapi negara yang kuat karena generasi penerusnya mampu bersatu memajukan Indonesia lebih baik di tengah tantangan global masa kini.

Generasi muda milenial juga harus bersikap demokratis dan tidak bersikap egois atau mementingkan diri sendiri, melainkan lebih mementingkan aspek musyawarah untuk mufakat dalam pengambilan keputusan Bersama terkait dengan peenrapan sila ke empat panxasila. Keputusan tidak boleh diambil secara otoriter namun hasil kesepakatan dan musyawarah bersama. Juga sila kelima anak muda milenial harus mengusahakan keaadilan sosial. Perlu mengkritik struktur sosial, ideologi, politik dalam negara dan masyarakat yang menciptakan ketidakadilan sosial bagi rakyat Indonesia.

D. Sportivitas Dalam Olahraga Sebagai Cerminan Penerapan Pancasila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun