Prolog
Masih dalam suasana lebaran, acara halal bi halal entah dengan kerabat, sanak saudara atau sekedar reunion bersama teman-teman tak terhindari. Namun dalam kondisi wabah virus saat ini, pertemuan tersebut menyesuaikan kemajuan jaman dengan menggunakan teknologi virtual tentunya. Ketika ingin mengucap salam dan jabat tangan pun tak bisa dilakukan, akhirnya dilakukan dengan memberi isyarat tangan secara virtual melalui HP atau gadget masing-masing. Suasana pun tak berkurang keceriaan, dalam layar kaca di HP atau laptop ternampak wajah ceria karena gembira bisa tumpahkan rasa kangen dan rindu jumpa dengan sahabat lama dimana saja berada.
Obrolan menarik terungkap ketika teman bercerita tentang kondisi wabah covid-19 di lingkungan masing-masing. Ada yang pernah terkena virus atau terkonfirmasi positif sehingga harus di isolasi mandiri baik di RS atau di rumah, namun ada pula yang sempat dirawat dan sembuh dari penyakit Covid-19, dan yang membuat sedih ada juga teman yang wafat meninggal dunia.Â
Kisaran cerita, bagi yang terkonfirmasi Virus Covid-19, mereka harus meningkatkan imun tubuh dengan berjemur badan di pagi hari atau olahraga, beristirahat cukup dan makan, serta diberikan vitamin. Hampir sebagian besar mereka yang diisolasi baik di Rumah Sakit atau di rumah tidak diberikan obat khusus tentang Covid-19, terkecuali bagi mereka yang dirawat di RS, obat penyembuhan difokuskan hanya untuk mengatasi penyakit komorbid (bawaan) seperti darah tinggi, sesak nafas, penyakit jantung, atau lainnya.
Berbagi Cerita  Ketika Terserang Virus CovidÂ
Ada pula cerita unik dari obrolan, seorang teman yang tinggal di luar negeri (Paris) saat bertandang di Indonesia dan tertular virus Covid-19, dia justru bisa sembuh (menurut pengakuannya) lantaran minum obat tradisional yakni buah angkak merah yang sebenarnya untuk obat demam berdarah, ada pula teman lainnya yang minum obat tradisional China atau rempah-rempah seperti jahe atau sekedar minyak kayu putih.
Ya memang benar, hingga saat ini belum ada obat yang pasti untuk menyembuhkan serangan virus Covid-19. Â Dari penelitian klinis dan para ahli kesehatan selama ini hanya mampu bagaimana untuk meredakan atau mengendalikan serangan wabah virus.Â
Pemerintah pun dengan giatnya selalu memberikan sosialisasi atau petunjuk protokol Kesehatan dengan 3 M atau 5 M yakni menggunakan masker, menjaga jarak dengan menghindari kerumunan, dan mencuci tangan entah dengan sabun atau cairan Kesehatan, dsb. Dan yang terpenting bagi kita adalah bagaimana menjaga imun tubuh sebagai daya tahan untuk menangkal penyakit virus.
Fenomena Unik Atas Kondisi Suatu Daerah Yang Kontradiktif
Akan tetapi ada fenomena menarik yakni cerita teman bahwa daerah tempat tinggalnya sangat kontradiktif dalam menghadapi wabah covid-19. Dikompleks perumahan dia tinggal sangat menjaga protokol kesehatan, namun daerah kampung di luar kompleksnya seolah menerapkan herd imunity.Â
Sebenarnya karena kondisi ekonomi yang terbatas, mereka hanya mengenakan masker jika keluar dari kampung, sehingga dalam bersosialisasi di kampung terpaksa bersikap seperti kondisi normal (atau mungkin juga keterbatasan dalam sosialisasi tentang protocol Kesehatan).