Mohon tunggu...
Lucky Basuki
Lucky Basuki Mohon Tunggu... Arsitek - Architect

manusia pembelajar yg suka menjelajah pikiran menjadi ber akal sehat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pecel Mbok Darmi

3 Juli 2024   09:30 Diperbarui: 3 Juli 2024   09:32 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika pagi itu, sinar matahari menyapa dengan lembut. Di komplek perumahan, suara gemerisik daun dan langkah kaki yang tergesa-gesa mengiringi pagi yang cerah. Di sudut jalan, gerobak pecel yang dulu didorong oleh suami istri kini ditinggalkan. Ibu yang dulu berjualan pecel bersama suaminya, kini berdiri sendirian di samping gerobak.

 Wajahnya yang keriput menceritakan kisah hidup yang panjang, penuh perjuangan. Pecel yang disajikan masih sama: sayuran rebus segar, kuah sambal kacang yang menggugah selera. Namun, kali ini, Ibu tak lagi mendorong gerobak dengan suaminya. Suaminya, yang selalu setia berada di sampingnya, telah berpulang menghadap sang Khalik. Si Ibu tetap tersenyum, meski beban hidup semakin berat. Dia tahu, hidup memang layak diperjuangkan, bahkan ketika tantangan menghadang.

Semoga cerita ini menginspirasi, dan semangat Ibu Pecel terus membara di hati kita semua 😊

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun