Sandwich, yups! Makanan impor ini tak sekedar kaya protein. Namun, sisi lain dari makanan ini adalah dapat dijadikan sebagai media pembelajaran matematika bagi anak-anak. Bagaimana caranya? Sandwich memiliki bentuk yang sangat cocok untuk diterapkan dalam mengenalkan peserta didik konsep bangun datar. Dari sandwich ini peserta didik diajak untuk mengenal persegi, persegi panjang, lingkaran, segitiga, trapesium, bela ketupat, jajar genjang.
Dalam prosesnya, peserta didik diminta untuk menyusun sandwichnya masing-masing sesuai dengan selera (baca: bentuk). Bentuk persegi dapat diperoleh dari bentuk roti. Persegi panjang dapat diperoleh dari roti yang berbentuk persegi kemudian dibagi menjadi dua bagian sama panjang dan lebar. Bentuk lingkaran terdapat pada timun dan daging. Bentuk segitiga didapat dari pembangian roti persegi yang dibelah secara diagonal. Lalu, bentuk belaketupat, trapesium, dan jajar genjang bagaimana?
Inilah uniknya belajar secara kontekstual. Guru dapat menghadapkan murid pada kondisi yang riil serta spekulasi apa yang harus dilakukan. Inilah pernyataan Leno, salah satu murid kelas 2 Mekkah SD Islam Al Azhar 11 Surabaya yang menunjukkan sandwich dengan bentuk trapesiumnya. “ Ini adalah sandwich kapal, bentuknya seperti trapesium.” Lain Leno, lain juga Khalid. “ Aku motongnya miring-miring, terus jadinya gini (baca: jajargenjang).”
Salah satu nilai positif pembelajaran secara kontekstual adalah mengajar anak menjadi kreatif. Ia akan mengeksplorasi rasa keingintahuannya melalui eksperimen-eksperimen kecilnya meskipun terkadang salah tetapi proses yang berjalan itulah sesungguhnya yang membuat anak berkembang.
Muhammad Arif
pendidik di SD Islam Al Azhar 11 Surabaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H