Mohon tunggu...
Tjak Gerehh
Tjak Gerehh Mohon Tunggu... -

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Gajah Mada, Perahu Karet, dan Sayur Terong

5 Juni 2012   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin sejuk berawan mendung memayungi hamparan luas bebukitan yang menghijau.Tebing yang terpahat tetesan air terjun,jurang menganga dikanan kiri jalan setapak dan deras gelegak sungai menyapa kami.

Judul diatas sepertinya tidak berhubungan tapi merupakan rangkaian perjalanan liburan kami selama di Sungai Pekalen Probolinggo,Jawa Timur.Bisa jadi karena terpesona dengan indahnya hutan,jurang,tebing,gua-gua kelelawar dan derasnya sungai membuat Sang Prabu Hayam Wuruk yang melakukan ekspedisi ke timur bersama Mahapatih Gajah Mada terhenti ditepian sungai yang diduga juga pernah menjadi perhentian sementara Sang Dewi Rengganis yang juga ber-trah Majapahit dalam pelariannya sebelum mencapai gunung Argopuro.Demikian cerita legenda yang diceritakan turun temurun berdasarkan situs yang masih ada. Hari Minggu (6/05/12) selepas solat subuh kami berkumpul di terminal Bungurasih,Surabaya karena bis kami mengarah ke Purwosari,Pasuruan,untuk menjemput beberapa teman kami yang menginap di mess proyek.Karena sejak subuh belum sarapan rombongan kami pun mampir dulu ke depot warung Nasi Rawon yang cukup terkenal di kecamatan Rejoso.Setelah perut terisi bis kami kembali merambati jalan yang kebetulan lumayan macet karena jalan yang tidak begitu lebar dipenuhi bis-bis para pelancong dan adanya sebuah kecelakaan tunggal. Rute yang cukup panjang dan lama (karena menunggu teman) tetap menyenangkan bagi orang-orang kota seperti kami.Apalagi ketika mulai memasuki kecamatan Tiris dimana Base Camp Songa Atas berada,di kanan kiri jalan kami disambut dengan rindang pohon sengon,alpukat dan mangga yang menjadi ikon kota Probolinggo.Kenapa disebut Songa Atas karena dalam paketnya ,wisata olahraga ini terbagi dalam 5 trip yang masing-masing memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan tentu harga yang berbeda ditiap paketnya.Rombongan kami memilih paket Sungai Pekalen Atas/Songa Atas (Beautiful Trip) dengan jarak tempuh 12 km yang menurut kami merupakan paket keluarga karena jeram yang ditawarkan cukup menantang namun tidak terlalu bahaya bagi orang yang baru pertama kali berarung jeram maupun anak-anak diatas 6 tahun.Selanjutnya ada pilihan Songa Tengah (Fantastic Trip,7 km),Songa Bawah (Incredible Trip,10 km),Songa Tengah Bawah (Extreme Trip),Songa Atas Bawah (Expedition Trip).Tinggal pilih saja sesuai dengan tuntutan adrenalin anda karena meskipun sudah pernah rafting ditempat yang sama tapi tetap saja masih deg-degan.Maklum saya belum bisa berenang hehe... Sesampainya di base camp,kami istirahat sejenak di pendapa yang ditata seperti rumah di desa.Bangku dan meja kayu tanpa cat dan dinding bata ekspose tanpa plester terbuka terasa sejuk karena diapit pohon-pohon area hutan lindung.Tak ada yang banyak berubah dari tempat ini kecuali adanya beberapa foto artis dan foto model yang terpampang di figura kolom dan dinding pendapa.Ada Bucek Deep,Fathir Muhammad dan istrinya.Itu saja yang saya kenal.Beberapa krat teh botol tersaji di meja dan air kemasan botol tanggung untuk menemani berafting sudah disiapkan. [caption id="attachment_192850" align="aligncenter" width="300" caption="brifing duyuuu...."]

13388851591604459603
13388851591604459603
[/caption] [caption id="attachment_192851" align="aligncenter" width="300" caption="diangkut seperti kambing :)"]
1338885209351271247
1338885209351271247
[/caption] [caption id="attachment_192849" align="aligncenter" width="300" caption="jalan dulu sebelum ke sungai"]
1338884987482749018
1338884987482749018
[/caption] Sambil menunggu kembalinya kendaraan yang membawa rombongan dari grup berbeda kami semua dikumpulkan untuk dibrifing.Kami di kenalkan dengan istilah dayung depan,dayung belakang,boom (mengumpul ditengah perahu disaat jeram curam),pindah kanan,pindah kiri dan cara penyelamatan saat ada anggota tim perahu yang terlempar atau tenggelam.Helm,dayung,dan pelampung dengan bobot maksimum 180 kg sudah siap.Berdoa,absensi dan pengelompokan tim serta sesi foto-foto juga sudah,maka di'giring'lah kita menaiki kendaraan bak terbuka yang baru saja datang.Tentu saja ini juga jadi bagian pemacu adrenalin tersendiri karena rute naik turun gunung dengan kendaraan bak terbuka ini mengingatkan saya akan kecelakaan di Wonogiri dengan 7 korban tewas ketika naik dengan kendaraan yang sama dan topografi daerah yang juga tidak berbeda. Namun pikiran itu terkikis habis ketika sensasi naik turun jalan aspal yang lumayan rusak berkelok membuat teriakan semangat ceria teman-teman berbaur dengan celoteh logat Madura guide lokal begitu seru.Pohon sengon,alpukat dan mangga kembali menghijaukan mata kami.Pohon jati tegak berjajar seperti dinding alam.Kendaraan kami seolah serangga kecil yang melintasi sungai dengan jembatan dan jurang yang curam ditengah bentang kreasi tangan Tuhan yang menciptakan Gunung Lamongan di sebelah barat dan Gunung Argopuro yang terpapar dari kota Situbondo di sisi timur mengundang decak kagum.Luar biasa! Tidak sampai setengah jam sampailah kami di point pemberangkatan.Setelah 'bongkar muat' kami tidak langsung bertemu sungai karena kami harus menuruni lembah dulu sekitar 1 kilometer menuju kesana.Tapi jangan khawatir bahwa itu akan menjemukan sebab lagi-lagi anda akan dibuat terpesona dengan hutan dan tebing indah di kanan kiri jalan setapak.Dan tentunya anda harus berbagi jalan dan mendahulukan para pemanggul perahu karet yang berjalan dengan setengah berlari karena beban berat di pundak atau kepala mereka.Mereka adalah penduduk lokal yang direkrut sebagai bentuk simbiosis mutualisme dan pemberdayaan masyarakat sekitar.Termasuk diantaranya ibu penyaji pisang goreng ditepi sungai yang kami jumpai nanti di separuh perjalanan berarung jeram dan ibu-ibu tukang masak di base camp. [caption id="attachment_192853" align="aligncenter" width="300" caption="nyiapin perahu"]
13388853101460689239
13388853101460689239
[/caption] [caption id="attachment_192854" align="aligncenter" width="300" caption="pemberangkatan jamaah kloter (kelompok terapung) pertama"]
13388853721390498697
13388853721390498697
[/caption] [caption id="attachment_192855" align="aligncenter" width="300" caption="regu penyelamat"]
13388854641599780172
13388854641599780172
[/caption]

Sesampainya di titik pemberangkatan perahu-perahu dipompa.Kelompok-kelompok diatur dengan guide masing masing dan dibrifing ulang.Para guide amat bersahabat dan cukup sabar dalam memandu kami.Liarnya arus dan jeram seperti sudah menjadi bagian hidup mereka.Perahu kami meliuk-liuk menghantam batu-batuan sebesar kerbau dan mungkin lebih besar lagi.Dayung mundur,dayung maju sesekali kami lakukan.Selebihnya kami lebih banyak melakukan boom karena batu-batuan gunung menciptakan banyak jeram dan terkadang hampir membalikkan perahu kamu di dinding tebing.Akibatnya bibir saya pun sedikit bengkak karena terhantam gagang dayung yang tiba-tiba tak terkontrol.Akar dari pohon diatas tebing yang menjuntai dan menjorok ketengah sungai juga perlu diwaspadai.Begitu pula air terjun yang menggelontor dari ketinggian 10-15 meter yang begitu kuat menghantam punggung pernah melemparkan saya dari perahu waktu pertama kali datang kesini.Sempat tenggelam dan sedikit menelan air yang kemungkinan bercampur dengan kotoran dari ribuan kelelawar yang menggantung disisi kiri tebing.Baunya tajam menyengat.Tapi kali ini saya sudah antisipasi dengan berpegangan kuat-kuat pada tali ditengah dudukan perahu.Dan saya berhasil.Dengan background air terjun kami bernarsis ria diatas bebatuan dengan seorang fotografer dari Songa.

1338885544971112292
1338885544971112292
[caption id="attachment_192857" align="aligncenter" width="640" caption="penulis terlihat paling ganteng hehehe...*coba yang mana?"]
1338885678335088232
1338885678335088232
[/caption] [caption id="attachment_192860" align="aligncenter" width="400" caption="air terjun dengan gua dan ribuan kelelawar"]
1338885923337804713
1338885923337804713
[/caption] Tapi diseparuh perjalanan tiba-tiba Pakdhe,sebutan guide kami berteriak,padahal aliran sungai tenang,"Pindah kiri!,"Spontan mendengar instruksi tersebut kami berlima_yang tiga gendut,satu kecil dan satu kurus (saya)_pindah posisi ke kiri.Lalu,Byurrr!!!!.Pakdhe sukses membohongi kami dengan membalik perahu karetnya.Kami tertawa sambil terbatuk-batuk.Air masuk dari hidung dan mulut kami.Tentu paniklah saya karena cuma saya yang tidak bisa berenang.Kena kami dibohongi.Padahal sebelum berangkat saya sudah ingat-ingat dimana posisi perahu bakal dibalik sebagai hiburan karena ketegangan.Kami mengambang beberapa saat.Sesampai di pos tengah kami istirahat di sebuah gubuk.Bagi teman saya yang perokok katanya itulah saat ternikmat.Basah-basahan,anginnya sejuk,pemandangan indah,seruput  teh jahe panas dan pisang goreng adalah paduan sempurna teman merokok.Tidak percaya coba saja.

13388863651229236509
13388863651229236509

13388864061197795345
13388864061197795345

13388864621813111802
13388864621813111802

[caption id="attachment_192870" align="aligncenter" width="640" caption="narsis abiisssss,,,,,,,,"]

13388866001461707648
13388866001461707648
[/caption]

[caption id="attachment_192871" align="aligncenter" width="640" caption="masa kecil kurang bahagia......"]

1338886683219730141
1338886683219730141
[/caption] [caption id="attachment_192859" align="aligncenter" width="300" caption="ngaso di pos 2,pisang goreng dan teh jahe serai hangat :9"]
13388857531094547288
13388857531094547288
[/caption] Tanpa terasa 12 kilometer badan sungai sudah kami tempuh.Keasyikan dan keseruan selama di air seperti terasa singkat.Meskipun hati masih ingin berlama-lama di ombang-ambing riak gelombang sungai tapi tenaga yang terkuras dan perut meronta ketika sampai di base camp tak bisa dibohongi.Apalagi ketika deretan masakan khas pedesaan terhampar menggugah selera.2 termos nasi ukuran besar berisi nasi putih hangat dan nasi jagung khas Madura digali dengan riang gembira oleh kami selepas mandi dan solat dhuhur.Sambal trancam kacang panjang,sambal penyetan ikan asap panggang,urap-urap nyata-nyata meneteskan liur kami.Apalagi gurihnya ikan asin,ikan kembung,tahu,tempe goreng dan kerupuk yang terasa nikmat disantap dengan sayur lodeh terong.Hmmm... Jam menunjukkan pukul 14.30.Perut kenyang,badan segar kembali.Setelah sibuk belanja merchandise SongAdventure yang berupa kaos,celana santai dengan pernak-perniknya_termasuk penjualan foto-foto yang dijual 25 ribu rupiah per-file_bis kami mulai beranjak meninggalkan desa Tiris dan hutan lindungnya menuju lebatnya hutan beton Surabaya.Dan benar kata slogan Songa bahwa bahaya yang paling utama dalam petualangan ini adalah: Ketagihan!.Well,rasanya suatu saat saya akan kembali untuk mencobanya lagi dengan trip yang berbeda.Semoga. *ditulis dengan kondisi badan pegal linu tapi gak kapok :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun