Mohon tunggu...
Tjak Gerehh
Tjak Gerehh Mohon Tunggu... -

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Face Off

30 April 2012   04:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:56 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arjuno memasang tampang melas paling apdet dihadapan Banowati.Puluhan gombal dan rayuan pulau kelapa paling mutakhir juga dilancarkan.Tapi Bano tak juga bergeming.Kayaknya untuk kali ini dia udah empet ama Juno yang dianggap gak konsekuen dan berkomitmen untuk gak keganjenan ke cewek-cewek di Ngastina Serikat.

“Tapi bukan gue yang godain mereka beb...”kata Juno membela diri.
“Sami mawon!..Ya emang lo gak godain,tapi kenapa juga lo pringas-pringis mamerin gigi.Itu kan artinya sama aja lo ngasih lampu ijo buat mereka,”sungut Bano.Napasnya naik turun nahan cemburu.Juno merapatkan tubuhnya menjejeri Bano.Diulurkannya seikat bunga dan sekotak coklat.Biasanya kalo tensi jelesnya kayak gini cuma bunga ama coklat yang bisa nurunin.
“Halah!..bunga apa ini?!Emang lo kira gue nyamuk??”dipukulkannya bunga lavender ke muka Juno. “Apalagi ini??Kemaren lo bilang coklat eh ternyata broklat,lo tau gak sih beb....seharian gue absen ke ponten?!Untung gue punya fri pass ponten...coba kalo gak?!”
Juno mengusap mukanya,”Abisnya neh muka ganteng banget sihhh,lo tau kan beb klo gue numero uno diantara cowok terseksi di negara ini?Ya emang gitu sih resiko punya cowok ganteng”.
“Prettt...!!”Bano mencibir.Tapi dalam hati emang omongan si Juno gak salah.Kemana aja Juno jalan selalu aja ada cewe yang ngegodain.Dari ratu sampe babu,dari putri sampe anak tukang patri semua menggandrungi lelanange jagat ini.Justru dia merasa salah karena udah milih Juno dan gak mau nerima kenyataannya.Tapi apa mau dikata nasi udah jadi bubur ayam.Disatu sisi punya cowo setampan Juno emang bikin bangga tapi disisi laen dia juga gak tahan terus-terusan digerus cemburu.

“Jadi gue harus gimana neh?”tanya Juno.
“Terserah lo!”
“Kok??”
“Yaeyalah terserah lo.Kalo lo masih suka jalan ama gue,lo mesti komitmen.Tapi kalo lo tetep aja kayak gini lebih baik kita jalan sendiri-sendiri”(yaeyalah jalan sendiri-sendiri...kalo bareng kan kembar siam!).Juno terdiam.Dia cuma mendengus.Baginya bukan soal buat nyari cewe laen selaen Banowati.Dimanapun dia nongkrong maupun nangkring selalu aja disamperin cewe-cewe.So what gitu loh?Namun cinta kayaknya udah memilih.Biarpun ketus dan cenderung tomboy tapi dia udah sekonyong-konyong koder ama Bano.Dia gak mau begitu aja ngelepas Bano.

“Oke beb kasih gue waktu,”kata Juno.”Gue akan buktiin kalo gue bisa berubah seperti yang lo mau.Gimana?Deal?!”
“Oke deal!”Bano melirik tajam lalu menjabat tangan Juno.”Gue tunggu sampe bulan purnama”.

***

Asap menyan mengepul bergulung memenuhi sanggar pemujaan bercampur aroma kembang tujuh rupa dan misik.Arjuno yang tengah bertapa berkali-kali bersin.Kayaknya bukan asap menyan aja yang membuat sanggar dipenuhi asap.Ternyata dari luar pagar istana asap penjual sate pun bergabung dengan mesranya di dalam sanggar.
“Uhuk!!!uhuk!!!Hmmmppp...Bangunlah dari pertapaanmu wahai Arjunooo...”terdengar sebuah suara tanpa rupa menggelegar di dalam sanggar pemujaan yang gak di pasangin peredam suara.
“Ampuunn sebelumnya Dewa.... kalo sekiranya asap hamba telah membangunkan yang mulia,”Juno menangkup sungkem.
“Hmmmm....ya tak apa,tapi besok-besok jangan diulangi,pedih neh dimata.Lalu ada keperluan apa sehingga kamu memanggilku dari kahyangan?”
“To the point aja yang mulia,kalo sebenarnya maksud hamba memanggil paduka kesini adalah untuk memohon petunjuk agar hamba terhindar dari godaan cewe-cewe yang terkutuk,”pinta Juno.”Sudilah sekiranya yang mulia Dewa Guru bisa mengabulkan permintaan hamba.Hamba pengen berwajah pasaran yang mulia.”
“Ckckckck...permintaan berat Juno,apa kau sudah pikirkan akibatnya?karena takdirmu untuk menjadi ganteng udah pakem.Dan aku tau itu membuatmu serba sulit jika berhadapan dengan cewe-cewe.Tetapi itu juga bukan mustahil jika kamu mau menandatangani surat kontrak untuk melakukan face off.Kebetulan tinggal satu stock wajah yang tersisa.Tapi dengan syarat dan ketentuan berlaku.Salah satunya adalah kamu dilarang bercermin sampe batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.Are you ready?”terang Dewa Guru.
“Siap yang mulia,apapun akan saya lakukan demi dia”kata Juno mantap.
“Okelah kalo begitu..”sahut Dewa Guru.Selembar surat  tiba-tiba jatuh dari udara.
Surat kontrak dengan materai dari kahyangan.Tanpa membaca isinya dengan segera Juno membubuhkan tanda tangannya.Dan ajaib,setelah itu surat itu menghilang.

Ruangan mendadak hening.Lalu berganti suara seperti laci yang dibongkar-bongkar,”Nah ini dia!”suara Dewa terdengar lagi.”Dah ketemu mukanya.Sekarang bersiaplah wahai Arjuno aku akan menukar wajah ini dengan wajahmu”.Selang semenit tak ada yang dirasakan Juno kecuali hanya merasa ada angin yang menerpa wajahnya diiringi rasa gatal-gatal sesudahnya.Tapi tak lama.Selanjutnya hanya rasa sejuk seolah abis fesyel.
“Nah sekarang wajahmu udah berubah,gud lak Juno...enjoy it!”kata Dewa Guru.
“Terima kasih yang mulia.”sahut Juno senang.

***

Sengaja pagi-pagi sekali sebelum Bano berangkat  kursus menjahit untuk putri-putri bangsawan,Juno udah nongkrong di gerbang depan keputren.Ketika diliatnya sang pujaan hati keluar gerbang,Juno menyapa,”Hai sayang,udah siap berangkat?”
“Maaf ya anda siapa?”tanya Banowati sambil mengernyitkan dahi.
“Ah,ayang jangan becanda donggg...ini Juno!”ujar Juno sambil tersenyum nakal.
“Ah,mas jangan becanda donggg...gak mungkin anda kangmas Juno.Dia tuh cakep abis mas.Gak geje kayak sampeyan gitu.Plis deh jangan ngaku-ngaku.”sahut Bano mulai ketus.
Buru-buru Juno menyahut,”Oya beb maaf aku blom sempet bilang ke kamu kalo aku sengaja menukar wajahku biar nanti gak ada lagi cewe-cewe yang ngejar aku lagi seperti maumu...gimana?kamu suka?,”Juno kembali tersenyum.
“Jiahhh....suka dari kingkong?Eh,malah senyam-senyum,jelek tauk!Dah jangan ngaku-ngaku deh.”Kali ini Bano ngerasa bener-bener terganggu dengan kehadiran Juno yang berganti wajah.
“Duh jagad dewa batara...suer kewer-kewer ini gue beb...Juno,your honey,buddy,sweety,monkey,donkey...masak gak percaya seh?”sambil mengeluarkan kartu tanda anggota pencak silat.Juno mulai keabisan argumen.
Bano cuek dan tetap berlalu,”Udah deh lo jangan ganggu gue,lo pikir gue percaya begitu aja ama bualan lo?”.Bano mempercepat langkahnya saat tangan Juno tiba-tiba menyambar tangannya lalu berkata,”Tolong dengerin gue dulu beb..”
“Heh!Elo yang sopan ya ama cewe!”Bano meradang .PlakkK!!!Sebuah tamparan melayang indah di pipi Juno.Selanjutnya bukan cuma tamparan,tapi juga cakaran,cubitan,dan gigitan bertubi-tubi ke arah Juno.Sebisanya Juno mengelak dengan jurus-jurus silat  dari Cikalong,Cimande,Cibitik,Cimol,dan Cireng yang pernah dipelajarinya.Namun Banowati makin kalap,karena gak tahan di bully dan gak pengen nyakiti Bano selanjunya dikeluarkanlah jurus andalan yang tak pernah dipakainya : jurus langkah seribu..."Kaburrrr!!!"

***

Pelarian Juno berakhir di sebuah tepian telaga."Hoshhh...hoshhh,"nafas Juno tersengal-sengal sambil telentang.Mukanya lebam dan lecet.Sebagai seorang ksatria emang pantang baginya memukul cewe apalagi pada cewe yang dicintainya.
"Duh Dewa,apa yang salah dari mukaku?Meskipun tak mengenali wajahku bukankah mestinya dia masih kenal suaraku?"keluh Juno.Haus dan lelah yang menyerang memaksa dia untuk sekedar minum dan membasuh muka.Tapi apa yang terjadi sodara-sodara?Kaget setengah hidup ketika begitu jelas diliatnya ada seraut wajah pemaen lenong betawi legendaris di permukaan air telaga,"Bang Malih!!"tersentak dia kebelakang.Dikucek-kucek matanya.Aneh,ternyata wajah ditelaga itu juga ikutan mengucek-kucek matanya.Juno semakin heran sambil garuk-garuk kepala dan ternyata si "Bang Malih" juga ikut-ikutan menggaruk kepala.
"Ohh maigooottt!!Dewaaaa!!!Wud heppen??!!Apa yang terjadi dengan wajahku??!!"teriak Juno kalap menyadari apa yang terjadi.Kalang kabut dia berlarian kesana kemari seperti ayam dikandang .Dia syok melihat wajahnya berubah seperti legenda itu.Dewa Guru yang kebetulan melintas diatas telaga sebelum memimpin sidang di kahyangan menghentikan kendaraannya.Mengetahui hal tersebut Dewa menegur,"Wahai Juno,bukankah kamu sendiri yang meminta itu?Bukankah aku juga melarangmu bercermin?Tidakkah engkau bersyukur aku kabulkan permintaanmu?"kata Dewa Guru,kali ini dia menampakkan diri lengkap dengan seragam dinas kedewaan.
"Ampun yang mulia,tapi bukan yang KW ancur beginian??"Juno mulai tersedu."Ini terlalu berat buat hamba.Hamba mohon kembalikan wajah hamba seperti semula yang mulia,"ratap Juno menghiba.Tapi apa kata Dewa?
"Nehi!Tak semudah itu Juno!Kamu sudah tanda tangan diatas materai.Sebagai seorang ksatria pantang bagimu menjilat ludah kembali.Dan satu hal yang mesti kau ingat bahwa kahyangan juga mengikuti aturan maen toko material bangunan kalo barang yang sudah dibeli tidak dapat ditukar atau dikembalikan.Huehehehe...."
Juno merasa tulang-tulangnya dilolosi.Kepalanya berat.
"Ohya satu lagi Juno,karena aku udah tua jadi aku juga sering lupa ama siapa aku menukar wajahmu...jadi kalo sampe purnama ini tak kutemukan wajah aslimu,mohon maafkan orang tua ini.Artinya kamu tak akan pernah menemukan wajah itu kembali...huehehehe...aiyem sori lah.Dah dulu ya,aku mau mimpin sidang.Wassalam!!"Wuzzzzz!!!!Secepat angin Dewa Guru melesat sambil terkekeh meninggalkan Juno yang kejang-kejang berbusa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun