Mohon tunggu...
Cailyn Agatha
Cailyn Agatha Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hobi: baca novel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Arti Keluarga dalam Bersosialisasi

28 Februari 2023   09:29 Diperbarui: 28 Februari 2023   09:35 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bicara seputar penyimpangan sosial, bahkan negara teraman di dunia pun tidak luput dari penyimpangan sosial. Karena setiap penyimpangan sosial pasti ada tarafnya, manusia diselimuti oleh berbagai tindakan penyimpangan sosial sepanjang hidupnya. Bedanya, di negara tersebut mungkin tingkat penyimpangan sosial yang terjadi sangat rendah. Dapat dipastikan bahkan hanya dalam sehari saja manusia bisa beberapa kali melakukan penyimpangan sosial.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus patuh dan mengikuti peraturan dimana pun kita berada. Bahkan, di rumah saja ada beberapa peraturan yang ditetapkan. Penyimpangan sosial timbul akibat perilaku masyarakat yang secara sadar ataupun tidak sadar kurang atau tidak melaksanakan nilai dan norma yang telah ada. Penyimpangan sosial memiliki banyak bentuk, namun kemungkinan terburuknya adalah perilaku menyimpang tersebut tidak hanya merugikan diri sendiri, namun juga dapat merugikan orang lain.

Jika disebutkan satu persatu, akan sangat banyak. Namun tahukah kamu? Penyebab penyimpangan sosial paling besar adalah akibat dari pergaulan yang salah. Terutama para remaja yang sangat mudah terpengaruhi oleh lingkungan sekitar karena sulit mengontrol diri, ingin terlihat keren oleh teman-temannya atau rasa penasaran yang sangat menggebu-gebu, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa yang berpengetahuan luas dan berpengalaman dalam kehidupan pun minim terjerat dalam lingkup pergaulan yang salah.

Kurangnya edukasi terhadap seseorang pun dapat memicu penyimpangan sosial, anak-anak menjadikan orang tua sebagai pedoman hidupnya karena keluarga merupakan agen sosialisasi yang paling utama dan berpengaruh. Setiap tindakan yang orang tua lakukan secara terang-terangan akan mereka tiru.

Pada dasarnya, bersosialisasi merupakan suatu keharusan. Manusia butuh berinteraksi sebagai  tempat bersandar, berdiskusi, dan sebagainya. Dalam kasus-kasus yang kerap saya temukan, seseorang yang terlalu tertutup cenderung sangat mudah untuk melakukan penyimpangan sosial. Contohnya, anak di bawah umur yang tidak punya uang dan kurang percaya diri untuk berkenalan ataupun mencari teman akhirnya mengedarkan narkoba, lewat transaksi tersebut ia mendapatkan pundi-pundi uang sekaligus teman yang banyak. Kemungkinan anak tersebut kurang percaya diri adalah karena masa lalu yang trauma yang ia rasakan karena agen sosialisasi disekitarnya.

Yang berperan dalam melakukan sosialisasi diantaranya adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan media massa. Tempat yang paling memengaruhi pembentukan karakter seorang anak adalah keluarga. Namun, seiring bertumbuhnya seseorang menjadi remaja bahkan orang dewasa, mereka akan terbawa arus teman-teman disekitarnya serta media massa. Media massa adalah agen sosialisasi paling berbahaya.

Seperti yang kita ketahui, acara televisi dalam negeri banyak sekali dikritik oleh para kawula muda. Para selebgram maupun seleb tiktok diundang ke acara TV, dan mereka terkenal tanpa adanya talenta yang mereka tonjolkan. Hanya ada kontroversi saja dan segala tindakan yang mereka buat bahkan sampai terdengar ke luar benua dan mencoreng nama baik bangsa. Tidak ada usaha dibalik kepopuleran mereka, sedangkan yang benar-benar bertalenta dan layak malah berperang melawan pahitnya hidup, tidak diundang apalagi mendapatkan apresiasi seperti yang seharusnya mereka peroleh.

Coba bayangkan, apa yang akan terjadi jika agen sosialisasi yang seharusnya memberikan dampak positif seperti keluarga dan sekolah justru malah memberikan contoh dan memicu timbulnya motivasi pada seorang anak untuk melakukan penyimpangan sosial? Penjara adalah salah satu yang bisa saya sebutkan sebagai akibatnya.

Agen sosialisasi keluarga yang berperan dengan benar akan memberikan pengajaran seputar nilai dan norma sosial kepada anak-anaknya, agar kelak tidak terjerumus dalam penyimpangan sosial. Bahkan tidak jarang guru di sekolah pun menasehati murid-murid agar berperilaku benar. Pemerintah pun tidak secara cuma cuma memberikan mata pelajaran PPKN pada murid sejak sekolah dasar, yang tidak lain bertujuan supaya anak-anak penerus bangsa mendapatkan yang seharusnya ditanamkan jika agen sosialisasi keluarga yang seharusnya paling dominan tidak bekerja dengan benar.

Maka dari itu, sudah seharusnya kita bersyukur mendapatkan edukasi yang sangat cukup tentang nilai dan norma sosial melalui orang tua, para guru, maupun teman-teman sebaya. Alangkah lebih baiknya kita tanamkan dan terus kita terapkan bahkan sampai dewasa. Akibat edukasi seputar pentingnya nilai dan norma tidak tersampaikan, banyak anak-anak muda yang harus kehilangan masa depannya, segala kehidupan mereka yang seharusnya sudah mereka tata sedari muda hancur berkeping-keping.

Jadi, ayo kita laksanakan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat! Mulai dari diri sendiri, satu atau tidak sama sekali. 1000 orang berpikir seperti itu, sudah lebih dari baik bukan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun