Mohon tunggu...
cahyo yuwono
cahyo yuwono Mohon Tunggu... -

saya adalah mahasiswa PSIK FK UNDIP kelas A11.1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pakar Telematika Ungkap Keanehan SMS Vote Komodo

7 November 2011   14:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:57 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin ada yang bertanya-tanya adakah nomor dari Indonesia yang mungkin memilih obyek lain? Jawabannya 'YA' dengan alasan sebagai berikut:

i. Mungkin saja bila warga Indonesia tersebut pernah mengunjung lokasi lainnya dan takjub atas keindahan alam disana

ii. Banyak warga asing yang sedang tinggal di Indonesia mereka mungkin akan berupaya memilih obyek dari negaranya dan kebutuhan dia ini tidak dimungkinkan di 9818 karena yang tercatat sepertinya selalu Komodo (terbukti dari jawaban server tersebut). Saya pribadi prihatin bahkan malu dengan hal ini karena berarti jelas-jelas adanya kecurangan langsung dihadapan bangsa asing. Apa kata dunia bila mereka kelak mengetahui hal ini?

1. Perlu diingat bahwa berdasarkan arsip pada N7W yang juga disebar di internet oleh banyak pihak yang ingin menunjukan bahwa 9818 adalah SMS sah, menurut sepengetahuan N7W sistem pemilihan 9818 itu dapat mengakomodir semua 28 finalis. Namun dengan kenyataan ini, bila benar yang dikatakan bahwa SMS adalah termasuk yang akan dihitung N7W, maka pemilih lokasi keajaiban lain tidak tercatat.

2. Bila ternyata pilihan lokasi lain tetap tercatat secara internal tetapi selalu hanya menjawab Komodo maka inipun dapat membuktikan bahwa sistem tidak akurat dalam mencatat voting.

C. Bahkan kita bisa mengetikan teks apapun ke 9818 dan tetap dijawab bahwa kita telah memilih komodo, saya tidak tahu sejauh mana kriteria 'apapun juga' yang saya maksud disini yang pasti saya sudah mencoba mengetikan 'TOKEK' dan lagi-lagi sistem menganggap saya memilih Komodo. Tambah penasaran dengan keisengan saya maka saya mencoba mengetik 'KORUPTOR' dan sekali lagi saya mendapat jawaban yang sama.

D. Sistem seperti yang dilakukan 9818 mungkin diharapkan dapat menguntungkan pilihan Komodo tetapi dilain pihak apabila pihak N7W mengetahui hal ini maka bukan sangat mungkin semua SMS yang masuk ke 9818 dianulir karena dianggap tidak sah (dengan kesan curang tadi). Kita akan lebih rugi lagi karena seluruh upaya masyarakat kita menjadi sia-sia karena upaya yang tidak transparan.

E. Semua yang saya utarakan diatas tentang SMS KODE LAIN, SMS 'TOKEK' dan SMS 'KORUPTOR' benar adanya dan bisa saya pertanggung jawabkan karena saya menyimpan bukti SMS VOTE serta JAWABAN YANG SAYA TERIMA.

4. Dalam kesempatan telewicara di TVOne pada hari kamis malam minggu lalu dengan ibu Nia Djamhur (sedianya oleh TVOne saya dikatakan akan telewicara dengan ibu Emmy Hafild itu sebabnya saya mau hadir tapi kemudian saat show entah karena alasan apa yang tampil adalah ibu Nia Djamhur) pada kesempatan tersebut saya menyampaikan kepada presenter bahwa pengelola 9818 telah menerima pemasukan sebesar Rp 1 Miliar (hasil perhitungan Rp 1.000,- x 1 juta pengirim sesuai klarifikasi langsung dari pak Jusuf Kala pada acara Bukan 4 Mata di Trans7). Namun saat hal itu diklarifikasikan ke Ibu Nia Djamhur yan bersangkutan menyatakan bahwa mereka tidak menerima apapun dari dana yang dihasilkan tersebut karena uang yang masuk perlu dibayar untuk ongkos ke operator selular, content provider serta 'bagian untuk N7W'. Dengan pernyataan tersebut disini sudah terkesan ada hal terselubung dan vote sudah tidak murni lagi karena ada uang yang berperan didalamnya. karena:

a. Pada pemilihan via Internet pihak N7W jelas tidak menerima uang dari peserta karena memang pemilih tidak perlu membayar sedangkan apa bila pemilih melalui SMS 9818 maka pihak N7W mendapat bagian, yang entah berapa yang diberikan hanya pengelola yg tahu. Yang pasti uang tersebut katanya bukan yang USD 199 (yang sudah dibayarkan oleh pemerintah).

b. Dikatakan bahwa Operator Selular mendapat bagian tetapi kenyataannya berdasarkan konfirmasi dari pihak lain dikatakan Operator Selular tidak menerima bagian karena layanan ini merupakan CSR mereka (Corporate Social Responsibility). Mana yang benar? Dengan sistem bagi hasil yang umum maka Operator Selular biasanya mendapat porsi 60%, itu berarti dari Rp 1 miliar tersebut ada sekitar Rp 600.000.000,- dana dari masyarakat yang entah kemana (karena tidak ada pihak yang mengakui).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun