Mohon tunggu...
Cahyo Darmantyo
Cahyo Darmantyo Mohon Tunggu... Editor - Freelancer
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi lebih bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Menghadapi Tantangan Transisi Energi di Daerah Penghasil Batubara Indonesia, Titan Infra Energy

23 November 2023   05:22 Diperbarui: 23 November 2023   05:42 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menghadapi Tantangan Transisi Energi di Daerah Penghasil Batubara Indonesia, Titan Infra Energy

Indonesia, sebagai salah satu pemain utama dalam ekspor batubara dunia, memiliki produksi batubara yang terkonsentrasi di empat provinsi utama: Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan. Sektor pertambangan, khususnya batubara, memainkan peran krusial dalam perekonomian daerah-daerah ini.

Namun, agenda transisi energi global menghadirkan potensi penurunan permintaan terhadap batubara. Ini menjadi ancaman serius bagi provinsi-provinsi penghasil batubara, membutuhkan respons strategis untuk mengatasi dampak potensial.

Menyikapi Tren Penurunan: Kunci Persiapan Daerah Penghasil Batubara

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengungkapkan proyeksi penurunan produksi batubara mulai tahun 2025. Dalam Media Dialogue: Transisi Berkeadilan di Daerah Penghasil Batubara di Indonesia, Tumiwa menyoroti empat aspek kunci transisi energi di daerah penghasil batubara: sektor pekerjaan, ketergantungan ekonomi masyarakat lokal pada industri tambang, penerimaan APBD, dan dampak pada perekonomian daerah secara keseluruhan.

Pentingnya persiapan sejak dini diakui oleh Tumiwa. Menurutnya, daerah penghasil batubara perlu memahami konsekuensi ekonomi signifikan yang dapat terjadi jika transisi tidak dielaborasi dengan matang.

Kesenjangan Kontribusi dan Kesadaran: Perlu Komunikasi dan Kolaborasi

Syahnaz Nur Firdausi, analis iklim dan energi IESR, menyoroti temuan penting dalam kajiannya. Kontribusi besar sektor pertambangan pada Pendapatan Daerah Bruto (PDRB) mencapai 50% di Muara Enim dan bahkan 70% di Paser. Namun, hal ini tidak sebanding dengan nilai tambah pada upah tenaga kerja atau efek pengganda lainnya.

Martha Jessica, analis sosial dan ekonomi IESR, menambahkan bahwa kesenjangan pemahaman antara masyarakat, pemerintah daerah, dan perusahaan tambang perlu diatasi. Perusahaan tambang sudah menyadari tren untuk beralih ke energi terbarukan, tetapi diperlukan komunikasi yang efektif agar rencana transisi dan model bisnis baru dapat diakomodasi oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

Dukungan dan Pendampingan: Kunci Sukses Transisi Bagi Daerah Penghasil Batubara

Studi IESR diakui oleh perwakilan pemerintah daerah Muara Enim dan Paser. Mat Kasrun, Kepala Bappeda Muara Enim, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif di daerahnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi mencapai 8,3% pada 2023, tingkat kemiskinan ekstrem masih tinggi, mencapai 2,9%. Kasrun menyoroti perlunya dukungan khusus untuk memastikan transisi energi tidak mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

Rusdian Noor, Sekretaris Bappeda Kabupaten Paser, menggarisbawahi kebutuhan akan pendampingan khusus di tengah kontribusi besar sektor pertambangan pada pendapatan daerah. Sebanyak 75% pendapatan kabupaten Paser disumbangkan oleh sektor pertambangan dan pertanian, dan transisi ini memerlukan pendekatan yang hati-hati untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.

Tantangan dan Peluang: Mendukung Transisi Energi Berkeadilan

Reynaldo G. Sembiring, Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), menyoroti keterbatasan wewenang pemerintah daerah dalam urusan energi. Untuk memastikan transisi berjalan berkeadilan, Sembiring menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah.

Nikasi Ginting, Sekretaris Jenderal DPP FPE Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, menyoroti kesenjangan kebutuhan jumlah pekerja selama transisi energi. Dia mengingatkan bahwa perhatian bersama diperlukan untuk melindungi nasib ribuan pekerja yang dapat terdampak negatif oleh transisi ini.

Peran Titan Infra Energy dalam Mendukung Transisi

Indonesia, seperti negara lain, menghadapi tekanan untuk beralih ke sumber energi ramah lingkungan. Meskipun batu bara tetap menjadi penopang utama, langkah-langkah menuju energi terbarukan terus diambil. Dalam perjalanan ini, peran titan infra energy masih sangat penting. Setiap pemangku kepentingan dalam industri batubara Indonesia, termasuk titan infra energy, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kesinambungan industri sambil berkontribusi pada upaya mencapai target energi terbarukan.

Dalam konteks transisi energi, penting untuk merinci strategi pemulihan ekonomi yang tidak hanya mempertahankan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perlu adanya inovasi dalam mengintegrasikan sektor-sektor baru yang muncul seiring dengan transisi ini.

Merampingkan Kontribusi Sektor Pertambangan: Diversifikasi Ekonomi Daerah

Untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan, daerah penghasil batubara perlu menggencarkan upaya diversifikasi ekonomi. Pengembangan sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian berkelanjutan, dan industri manufaktur dapat menjadi langkah positif menuju ekonomi yang lebih stabil.

Pendidikan dan Pelatihan: Menyiapkan Tenaga Kerja untuk Era Baru

Dalam menghadapi perubahan ekonomi, pendidikan dan pelatihan menjadi kunci. Memberikan akses pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja baru dapat membantu mengurangi dampak sosial ekonomi yang mungkin timbul selama transisi.

Penting untuk memastikan bahwa transisi energi tidak hanya memberikan dampak positif pada aspek ekonomi tetapi juga pada aspek sosial dan kesejahteraan. Keterlibatan masyarakat dalam proses transisi dapat menciptakan rasa memiliki dan meningkatkan dukungan terhadap perubahan.

Kesimpulan: Mengukuhkan Keberlanjutan

Dalam menghadapi tantangan transisi energi di daerah penghasil batubara Indonesia, keseluruhan kesuksesan bergantung pada kolaborasi, inovasi, dan komitmen semua pihak terlibat. Dengan merangkul perubahan dan merancang solusi yang holistik, Indonesia dapat mencapai transisi energi yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun