Mohon tunggu...
Cahyo Adileksana
Cahyo Adileksana Mohon Tunggu... Ilmuwan - Hidup untuk orang lain

Farming For Everyone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rasa Bangga Menjadi Volunteer Pendidikan

12 Juni 2019   14:07 Diperbarui: 12 Juni 2019   21:58 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1

Saya sangat senang untuk bersosial, sehingga berangkat dari perasaan bahagia untuk bersosial yang mengajak saya untuk bergabung dengan komunitas pendidikan pedalaman Indonesia. Komunitas peduli pendidikan yang saat ini saya ikuti adalah 1000 Guru Jogja. Komunitas ini memiliki semangat untuk membangun rasa peduli kepada adik-adik yang ada di pedalaman provinsi Yogyakarta. 

Saya bergabung dengan komunitas ini sejak tahun 2016 hingga saat ini, banyak hal yang bisa saya petik dari setiap perjalanannya, mulai dari pengalaman bertemu dengan orang-orang baru yang memiliki latar belakang berbeda, belajar berkomunikasi dengan masyarakat pedesaan dan yang menarik bagi saya adalah belajar memahami psikologi anak sekolah dasar, khususnya di daerah pedalaman. 

Ada hal yang meyakinkan saya bahwa menjadi volunteer pendidikan pedalaman itu memiliki kebanggan tersendiri, yaitu tawa dari anak-anak sekolah dasar atas kedatangan kami untuk membawa motivasi, inspirasi ataupun pengetahuan baru bagi anak-anak sekolah dasar. Tawa dari adik-adik sekolah dasar itu menjadi penambah semangat kami untuk terus berupaya menebarkan motivasi agar adik-adik semangat untuk belajar dan meneruskan pendidikan ke yang lebih tinggi. 

Kondisi pendidikan pedalaman di wilayah Yogyakarta tidak semua memperhatinkan, namun masih ada sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Sebagai contoh mulai dari bangunan fisik, kesejahteraan guru, akses informasi dan tentunya muridnya itu sendiri yang menjadi subjek pendidikan. 

Di-era digital saat ini sangat dimungkinkan untuk memberitahukan kepada publik bahwa ada sekolah-sekolah dasar yang membutuhkan bantuan untuk dapat survive mengemban amanah dari masyarakat dalam mendidik anak-anak pedesaan. 

Saya bersama teman-teman komunitas 1000 Guru Jogja dalam kegiatan volunterism mendokumentasikan dalam bentuk foto dan video sehingga dapat dilihat oleh khalayak ramai, dengan maksud untuk memberitahukan bahwa masih banyak "pekerjaan rumah" kita yang belum selesai. 

Sampai akhirnya upaya kami membuahkan hasil, banyak para donatur yang melihat kemudian membantu pihak sekolah untuk dapat meningkatkan kualitas sekolah, mulai dari renovasi bangunan fisik, penambahan inventaris sekolah, memberikan sembako untuk guru dan murid yatim piatu. 

Senang rasanya melihat sekolah-sekolah berdiri kokoh sehingga adik-adik sekolah dasar dapat belajar dengan kondusif dan nyaman. Tapi bukan ini kebanggaan yang saya maksud, namun rasa perduli dengan kondisi pendidikan itulah menjadi kebanggaan saya. Suka duka dalam komunitas saya anggap sebagai bagian perjalanan untuk mendewasakan diri. Karena untuk memahami itu butuh pemahaman, ini yang melandasi saya untuk terus belajar memahami kondisi anak-anak sekolah di pedalaman. 

Sudah banyak anak muda yang kami ajak ke pedalaman daerah Yogyakarta untuk memberikan motivasi agar adik-adik sekolah dasar tidak putus sekolah.  Serta membagikan kecerian melalui ice breaking yang kami lakukan sebagai bentuk untuk mencairkan suasana agar memperkuat hubungan emosional dengan adik-adik sekolah dasar. 

Namun saya merasa bertanggung jawab untuk terus mengajak anak-anak muda peduli dengan pendidikan pedalaman, agar setidaknya dapat memotong disparitas pendidikan sehingga anak-anak sekolah dasar pedalaman mampu bersaing dengan anak-anak sekolah perkotaan. 


Hal yang menarik lainnya lagi yaitu program traveling, volunteer setelah melakukan program teaching akan diajak untuk traveling ke tempat-tempat wisata untuk camping dan sharing. Volunteer akan diajak untuk sharing tentang pengalaman setelah mengikuti teaching di pedalaman kemudian diminta untuk memberikan saran kepada komunitas untuk kedepannya. 

Perjumpaan ini tidak berakhir begitu saja setelah selesai kegiatan, sesekali waktu komunitas mengajak volunteer untuk bertemu dalam suasana yang berbeda, nongkrong cantik misalnya ataupun mengikuti program lain dari komunitas, bahasa isyarat misalnya. 

Rasa bangga saya tidak cukup bisa saya ungkapkan seluruhnya dalam tulisan ini, karena sulit bagi saya untuk menuangkan kedalam sebuah tulisan. cukuplah cerita saya menjadi salah satu awalan untuk berbuat baik. Semoga pembaca tergerak untuk action menebarkan tawa ke adik-adik sekolah dasar pedalaman di daerah masing-masing. Telah saya tautkan link youtube diatas sebagai bentuk gambaran kegiatan agar menjadi referensi untuk memulai berbuat baik. 

Terimakasih telah membaca 

1

Traveling and Teaching #14 Legundi, Gunung Kidul, Yogyakarta | dokpri
Traveling and Teaching #14 Legundi, Gunung Kidul, Yogyakarta | dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun