Ngeri rasanya melihat kejadian yang baru saja terjadi di Deli Serdang, Sumatera Utara dini hari tadi (22 September 2010). Sekelompok orang bersenjata api tiba-tiba datang dan menyerang kantor kepolisian Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara. Tiga petugas yang tengah piket di polsek tersebut tewas akibat penyerangan tersebut. Jelas ngeri karena yang diserang bukan sembarangan, yakni kantor polisi ! tempat yang (seharusnya) membuat bergidik pelaku kriminal manapun. Makin ngeri melihat gerombolan bersenjata api yang bebas berkeliaran lalu "dar-der-dor" memberondong polisi-polisi kita. Aksi-aksi ngeri dab brutal ini sebelumnya hanya bisa kita tonton di film-film action Hollywod saja, tapi kini acap kali muncul di negeri kita yang konon penuh kedamaian ini. Insiden di Deli serdang yang baru saja terjadi seperti menghadirkan aksi tersebut menjadi makin nyata di depan mata kita.
Baku tembak polisi dan kelompok bersenjata bukan kali ini saja terjadi. Aksi Hollywood-pun pernah terjadi saat penggerebekan transaksi senjata api oleh Polda Metro Jaya yang dilakukan di belakang gedung PBNU beberapa bulan silam. Tembak-tembakan bak film action di bioskop menjadi tontonan nyata di tengah masyarakat saat itu. Aksi kejar-kejaran mobil sambil tembak-tembakan pun pernah juga muncul di negeri ini. Tol Merak menjadi settingan tempatnya, saat petugas polisi kejar-kejaran sambil berbalas tembakan dengan kelompok mafia dari Iran. Dan Bak film Hollywood pula, ada korban yang jatuh akibat tertabrak mobil yang 'ngebut' plus peluru nyasar.
Masih kurang? Ayo buka arsip-arsip berita terakhir. Tidak perlu yang terlalu baru, mundur saja beberapa bulan belakangan. Peristiwa perampokan di siang bolong di Bandung bulan Maret lalu juga diwarnai aksi baku tembak antara polisi dan pelaku. Ini masih terbilang ringan. Yang paling 'anyar' tentu saja kasus-kasus perampokan bank di banyak tempat yang dilakukan oleh gerombolan bersenjata. Puncaknya, baku tembak nan seru (lagi-lagi) seperti di film Hollywood dipertontonkan oleh tim Densus 88 saat menggerebek pelaku perampokan Bak CIMB di medan. Peristiwa terakhir pula yang saya yakin erat kaitannya dengan aksi Hollyowood teranyar di Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang.
Apa sebenarnya yang terjadi di negeri ini hingga carut marut menjalar di semua sisi. Negeri yang konon damai, warganya yang konon murah senyum, kini justru menampilkan tindakan 'bar-bar' yang membuat bulu kuduk kita bergidik. Seorang rekan di mikroblogging twitter bahkan secara "kasar" menyebutkan bahwa negeri ini makin gila ! Apa benar kita ini makin hari makin gila? jika iya apa yang mendorong 'kegilaan' itu ?
Jawabannya (mungkin) cuma satu : ketidakpuasan !
Ya, banyak bentuk ketidakpuasan yang muncul di negara berpenduduk seperempat milyar jiwa ini. Ketidakpuasan politik, yang mendorong politisi-politisi kita berperilaku aneh. Ketidakpuasan ekonomi yang membuat banyak pihak bertindak nekat, dari korupsi, merampok, hingga maling ayam ! Ketidakpuasan sosial, yang muak dengan melihat polah pejabat kita yang seenak perutnya sendiri meenggunakan jabatannya, dari memakan uang negara hingga membuat pesawat terlambat hanya gara-gara menunggu si pejabat. Dan dalam skala besar, muncul pula ketidakpuasan sistem yang dibangun di negeri ini, yang membuat tidak terakomodasinya semua elemen di negeri ini.
Akumulai ketidakpuasan diberbagai sisi inilah yang membuat beberapa pihak melakukan tindakan di luar kewajaran. Gerombolan yang berani menyerang polisi, bisa saja dipicu ketidak puasan sikap polisi yang selama ini tidak simpatik ke publik. Coba sama-sama cek penyerangan gerombolan sepeda motor di Monocoyo, Surabaya beberapa waktu lalu. Dalam bentuk yang lebih "ganas", aksi-aksi perampokan maupun terorisme pun dibangun oleh bentuk-bentuk ketidakpuasan ini, baik itu secara ekonomi, politik atau lainnya. Entah bentuk ketidakpuasan apa yang mendasarinya, yang jelas sepertinya ada yang salah dalam sistem negara ini sehingga melahirkan rangkaian ketidakpuasan di tengah publik.
Semoga, ketidakpuasan ini akan ada ujung dan solusinya. Sembari juga terus berharap supaya pihak yang menanggung ketidakpuasan tersebut tidak menyalurkan ketidakpuasannya lewat aksi-aksi bar-bar. Supaya kelak aksi-aksi Hollywood ini tidak terus terjadi di negeri ini. Semoga..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H