Ketika anak sekolah memiliki ujian di setiap semesternya untuk mengetahui seberapa besar ilmu yang sudah mereka pahami, begitu pula dengan seorang karyawan. Sama halnya dengan anak sekolah di dalam dunia kerja mereka melakukan penilaian terhadap kinerja karyawannya, untuk menilai dan melihat bagaimana kinerja mereka selama bekerja. Seperti halnya rapot, perusahaan juga mempunyai kumpulan penilaian terhadap setiap karyawannya, hal ini bertujuan untuk membantu perusahaan mengetahui dan mengawasi apakah karyawannya mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik atau tidak.
Secara singkat penilaian kinerja merupakan sebuah sistem formal yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawannya agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
Untuk pelaksanaan penilaian kinerja sendiri dilakukan secara terbuka, jujur dan objektif. Hal ini juga melihat dengan perolehan prestasi atau pencapaian yang sudah mereka dapatkan
Kemudian apa tujuan dari penilaian kinerja?
Dengan adanya sistem penilaian kinerja pada setiap karyawannya, salah satunya yaitu bertujuan untuk mengevaluasi kinerja karyawan. Dengan adanya evaluasi ini bisa mempengaruhi keputusan perusahaan terhadap masa depan karir karyawan tersebut, jika hasil evaluasi kinerja mengalami peningkatan maka mereka akan memberikan kesempatan karyawan tersebut untuk mendapatkan promosi atau sebuah kenaikan gaji. Dengan menggunakan metode evaluasi ini membuat penilaian kinerja lebih cepat dan mudah, bahkan metode ini juga seringkali digunakan.
Selain dapat mengevaluasi, penilaian kinerja juga dapat bisa dijadikan bahan pengembangan agar seseorang bisa meningkatkan kinerja di masa depan. Kemudian aspek pengembangan dalam penilaian kinerja ini adalah untuk mendorong adanya pertumbuhan sebuah pengalaman dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh setiap orang agar bisa melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Hambatan Dalam Penilaian Kinerja
Dalam melakukan sesuatu adakalanya tidak berjalan dengan lancar, pada pelaksanaan penilaian kinerja juga ada kalanya mengalami beberapa hambatan. Sebuah hambatan ini bisa terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Menurut Rivai, dkk (2011) ada beberapa faktor yang bisa menjadi sebuah hambatan dalam penilaian kinerja yaitu,
Pertama, Hambatan hukum. Untuk melaksanakan sebuah penilaian kinerja harus memiliki format yang sah dan jujur. Jika ditemukan adanya kecurangan maka akan melanggar hukum ketenagakerjaan. Oleh karena itu setiap keputusan harus bersifat objektif dan penuh kejujuran sehingga tidak melanggar hukum.
Kedua, Hambatan Norma Sosial. Dalam hambatan ini biasanya terjadi karena terdapat pendapat pribadi dan bercampur dengan kepentingan beberapa orang yang melakukan penilaian.
Ketiga, hambatan politis. Dalam suatu penilaian kinerja, mereka mempunyai kekuasaan yang bisa mempengaruhi jabatan seseorang. Ketika tidak jelasnya visi dan misi dalam pemerintahan, hal ini juga mempengaruhi ketidakjelasan kebijakan dalam bidang pembangunan.
Keempat, Hambatan Pribadi. Hambatan pribadi ini lebih menitikberatkan pada perasaan seseorang yang menilai. Hal ini bisa terjadi karena masa lalu yang membuahkan hasil yang tidak sesuai dengan keinginannya.
Kelima, Bias Penilaian. Tidak bisa dipungkiri bahwa pastinya setiap orang yang terlibat mempunyai perspektif yang berbeda-beda. Begitu Pula bias persepsi terhadap diri sendiri. Ketika mereka yang  mempunyai kinerja yang baik, maka biasanya mereka akan mengakui sepenuhnya kinerja orang lain. Ketika mereka yang mempunyai kinerja yang buruk maka kecenderungannya akan menyalahkan seseorang yang melakukan penilaian tersebut. mereka tidak terima dengan hasil yang ada sehingga kadangkala membandingkan sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H