Mohon tunggu...
cahyati muchson
cahyati muchson Mohon Tunggu... Guru - Cahyati penah kuliah di IKIP Malang, dan mengajar di SMKN 1 Kebonsari

Cahyati, teacher, mother, pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Reuni Sarana Menolak Lupa

5 Juli 2022   15:21 Diperbarui: 5 Juli 2022   15:43 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemanan yang sudah berjalan selama 35 tahun, tidak menyurutkan semangat Bung Gatot Siswo Efendi untuk mempertemukan kembali teman teman  semasa kuliah di IKIP Malang. 

Dengan perjuangan yang luar biasa pada Minggu (3/7/2022) hajat temu kangen atau reuni tipis tipis yang diprakarsai Bung Gatot SE dan Bung Farid bisa terwujud. Temu Kangen Alumni KOPDEGA 84 ( Koperasi Diploma 3 Tahun 1984) dilaksanakan di " Istana Garden House & Resto" Blitar Jawa Timur. 

Meskipun hanya dihadiri 12 peserta inti dan 8 orang anggota keluarga peserta,  namun acara tetap berjalan cukup meriah. 

Kemeriahan itu tampak dari kekompakan para peserta yang antusias dalam mengisi acara tersebut dengan penuh semangat. Seraya menunggu kehadiran teman-teman dari Madiun, Trenggalek, Tulung Agung, dan dari Jakarta, Bung Farid beserta isteri dan Diajeng Puji Lestari melantunkan suara emasnya. 

Utamanya untuk mengiringi langkah memasuki ruang pertemuan pada teman-teman yang baru datang.

Jam 09.00 tepat acara dibuka oleh Diajeng Indri dengan bacaan Basmallah. Bung Gatot selaku pemrakarsa memberi sambutan yang pertama, berikut dilanjutkan sambutan dari ketua panitia Bung Farid dan dirangkai dengan laporan keuangan oleh Diajeng Ribut. 

Dalam acara ini masing-masing peserta diberi kesempatan untuk bercerita tentang apa yang terjadi pada mereka sejak berpisah dan terpencar-pencar, bercerita mengenai karier sukses mereka, dan kisah suka duka bisa bertemu kembali dengan teman seangkatan dan seperjuangan. Yang tidak kalah serunya, para  peserta berusaha  mencoba mengingat kembali atau bernostalgia tentang hari-hari semasa kuliah dulu. 

Acara yang dikemas dengan apik ini diwarnai dengan  tangis dan tawa. Bung Bambang sontak meneteskan air mata saat menyampaikan kisah pertemuannya dengan Bung Gatot yang pernah mengajar di bumi Papua. betapa tidak, pertemuan yang tidak disangka sangka bisa menjadi kenyataan. 

Yang nota bene telah berspisah selama 35 tahun dan bisa bertemu kembali dalam keadaan sehat.

Usai penyampaian sharing masing masing peserta, Bung Syaiful Muchson memimpin  do'a usai dilantunkan do'a acara ditutup oleh Pembawa acara. Tepat jam 12.00 acara inti reuni KOPDEGA 84 diakhiri. Untuk acara lain lain yakni ishoma yang  dilajutkan dengan ber-karaoke ria, berjoget bersama. 

Terkesan sederhana tapi meriah. Kemeriahan ini lebih seru saat Bung Slamet (suami diajeng Suji) membagikan uang  sawer untuk penyanyi dan petugas resto. Bung Bambang, diajeng Puji, Bung Bani, tak ketinggalan Bung Farid bersama isteri secara berkolaborasi memeriahkan acara ini dengan  suara emasnya yang merdu.  

KOPDEGA 84 BERNYANYI

Yang bikin saya penasaran dari acara ini adalah  ceplas ceplosnya diajeng Indri  yang berulang-ulang mengungkapkan bahwa " reuni bisa  menolak lupa". Menanggapi sentilan kalimat tersebut saya terpancing ingin tahu bagaimana dan mengapa sih reuni bisa menolak tua.

Mengapa Reuni Menolak Lupa.    

Lupa bisa dialami siapa saja. Baik tua atau muda. Jika seseorang sering lupa atau kerap disebut pelupa, maka perlu adanya suatu kegiatan secara fisik maupun psikis untuk menepiskan resiko lupa tersebut. 

Misalnya bernostalgia dengan teman lama, yang saat ini biasa dikemas dalam bentuk  acara reuni, baik reuni dengan teman sekolah, dengan teman kuliah atau dengan komunitas lainnya. 

Alasan  reuni bisa menolak lupa karena dalam acara pertemuan tersebut, para peserta bisa merasakan kembali masa sekolah/kuliah. 

Sebagian orang menganggap reuni merupakan media/ajang yang bisa merangsang ingatan kita untuk kembali merasakan masa-masa sekolah yang penuh kebersamaan dan kebahagiaan bersama teman-teman. 

Masa-masa seperti ini hanya kita alami saat  kita sekolah/kuliah. Dengan reuni setidaknya kita bisa membuka back memories tentang apa yang pernah kita  alami pada masa itu walau sedikit. Mengingat hal-hal yang menarik, nama-nama panggilan yang kita dapat di masa sekolahpun akhirnya dipakai lagi ketika reuni. 

Membicarakan hal-hal manis yang pernah kita lewati ini merupakan salah satu terapi hati yang efektif.

Sementara itu, psikolog klinis dan forensik ternama di Jakarta, Kasandra Putranto menuturkan, reuni mampu memberikan rasa senang, juga menjadi ajang untuk membuat atau memperkuat koneksi/jaringan pertemanan yang nantinya bisa berguna untuk karier maupun usaha yang dijalankan. 

Di sisi lain terdapat  hal negatif  dalam reuni,  tetapi semoga hal ini tidak terjadi pada kita. Reuni biasanya juga dijadikan sebagai ajang "pemalakan" bagi mereka yang sudah sukses di angkatannya, ajang CLBK (Cinta Lama bersemi Kembali) bagi mereka yang telah berumah tangga sehingga dapat merusak rumah tangga tersebut, dan lain-lain. 

Karenanya, lebih baik reuni diiringi dengan kegiatan yang positif seperti bhakti sosial, donor darah, out bond atau kegiatan lainnya yang bermanfaat. Hal tersebut perlu dilakukan agar kegiatan lebih terarah dan positif serta  tidak terkesan hura hura tanpa tujuan.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun