Mohon tunggu...
cahyati muchson
cahyati muchson Mohon Tunggu... Guru - Cahyati penah kuliah di IKIP Malang, dan mengajar di SMKN 1 Kebonsari

Cahyati, teacher, mother, pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Tragedi Lima Belas Mei

16 Mei 2022   08:11 Diperbarui: 17 Mei 2022   12:56 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TRAGEDI LIMA BELAS MEI

Lebaran  sudah terhitung tiga belas hari, namun  lalu lintas di jalan raya masih padat. Tak hanya kepadatan lalu lintas, tingginya animo masyarakat untuk memanfaatkan perayaan lebaran masih terasa.  

Lebaran 2022 ini juga membuat catatan baru tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Seperti hal nya yang kami alami pada minggu (15/5/2022) tepatnya jam 09.30 WIB di daerah Guyangan, Nganjuk, Jawa timur.

Seperti biasa, setiap lebaran kami selalu bersilaturohim ke Kediri tanah kelahiran Suami. Tahun ini keluarga kami kesana terjadwal di akhir dua pekan lebaran. Karena kedua mertuku sudah tiada, justru adik adik iparku untuk tahun ini berkumpul di rumahku karena suamiku anak sulung dari enam bersaudara.

Sesuai dengan waktu yang sudah kami jadwalkan, kami  bersilaturohim ke bulik dan budhe di Kediri di akhir pekan minggu kedua Namun nahas nya ditengah perjalanan menuju kediri tepatnya di daerah Guyangan Nganjuk Jawa Timur. Mobil yang kutumpangi bersama suami tertabrak mobil dari belakang. 

Tidak menyangka sama sekali ada mobil di belakang yang menabrak mobil kami, tiba-tiba saja seperti terasa ada yang aneh, ternyata ada 2 mobil bertabrakan secara beruntun di belakang mobil kami, saya merasa seperti ada rasa dorongan keras dari belakang dengan suara duuug, dan suara rem mendadak. Saya terpental, untungnya saya memakai sabuk pengaman. 

Kalau tidak bisa dipastikan kepala saya terbentur ke bak depan. Suamiku juga terpental sampai sampai HP di saku hem nya terlontar jatuh  dan kaca screennya sedikit pecah. Serasa di bawah sadar kami kaget, campur panik dan jantung berdetak keras. Akhirnya kami turun dari mobil melihat apa yang terjadi. 

Pengemudi di depan saya juga turun marah marah dengan suami saya dikira mobil suami saya yang menabraknya, namun setelah tahu terdapat tiga mobil di belakang nya  ringsek, marahnya dialihkan perhatiannya ke kondisi 3 mobil yang sudah pada ringsek tersebut. Penyebab utama kecelakaan ini adalah mobil paling belakang. 

Usut demi usut ternyata pengemudi mobil tersebut  akan mengantar putranya ke pondok di desa Mojosari Nganjuk. Karena acara sudah dimulai menyebabkan dia tergesa gesa. Dia tidak memperhatikan deretan  mobil yang sedang berhenti di depannya saat menunggu lampu merah. Mungkin dia melaju dengan kecepatan tinggi dan tidak fokus sehingga tidak bisa mengendalikan situasi. Tidak dapat dielakan, rem mendadak dilakukan. Akibatnya  terjadilah peristiwa tabrakan beruntun. Untung tidak ada korban yang parah. Cuma luka luka kecil di wajah dan bibir isteri dan anak pengemudi mobil paling belakang. Mereka  berasal dari  Sragen Jawa Tengah. 

Mobil pengemudi paling belakang rusak parah, sehingga tidak bisa dijalankan. Agar tidak mengganggu lalu lintas di jalan, mobil  tersebut didorong ke halaman pengusaha pasir. Alhamdulillah tiga mobil lainnya masih bisa dikendarai. 

Seluruh penumpang dan mobil singgah di halaman pengusaha pasir. Di sana kami bernegosiasi tentang pertanggung jawaban kerusakan mobil yang menjadi korban kelalaian orang tersebut. 

Kami sempat bersitegang sesaat, namun beberapa menit kedepan kami sudah bisa menata hati dan pikiran. Kami saling bertukar nomor hp dan meminta identitas pengemudi, orang tersebut bernama Heri Purwanto asal Sragen.

whatsapp-image-2022-05-15-at-10-14-55-62819a0d18ffee57e858a6b2.jpeg
whatsapp-image-2022-05-15-at-10-14-55-62819a0d18ffee57e858a6b2.jpeg
Saya sempat bertanya pada Pak Heri berapa kecepatan saat mengemudi, apakah tidak konsentrasi, apakah mengantuk. Tapi dia hanya menjawab “saya tidak tahu ! ini kecelakaan”. Pikirannya tidak menentu sudah terbalut rasa khawatir dan ketakutan yang luar biasa. 

Saya diam sejenak. Tak begitu lama saya dan korban lainnya yang salah satu Bp Yanianto menawarkan pada Pak Heri, apakah urusan ini kita serahkan polisi atau diselesaikan secara kekeluargaan. 

Kami menunggu jawaban dari Pak Heri cukup lama. Pengemudi yang lain pada menggerutu mencari solusi bagaimana sebaiknya dan tidak saling merugikan. Pak Heri akhirnya  call kakaknya yang sudah lebih dulu hadir di pondok. Untuk penyelesainnya Pak heri meminta kami menunggu kehadiran kakaknya.

Menjelang pukul 11 kakak Pak Heri datang, dia memintakan maaf adiknya. Usai perpincangan panjang lebar, menghasikan keputusan bahwa biaya perbaikan kerusakan mobil akan ditanggung oleh Pak Heri. Karena kami tidak tahu habis berapa biaya perbaikan mobil masing masing, maka Suamiku menghubungi temannya ( Pak Masruki) yang kebetulan rumahnya  tidak jauh dari tempat kejadian untuk mencarikan praktisi bengkel untuk memperkirakan biaya perbaikan. 

Selang beberapa saat Pak Mujari praktisi bengkel temannya pak masruki datang, begitu datang kami langsung mengajaknya untuk  melihat kondisi mobil kami. Pada saat perhitungan biaya disaksikan oleh Kakaknya Pak Heri. Usai  kondisi mobil kami dicek oleh pihak bengkel maka  biaya perbaikannya untuk sementara berkisar  dua juta rupiah. 

Dengan hati legowo, kakak Pak Heri menyetujui. Untuk pembayaran dilakukan via transfer antar bank. Untuk memudahkan proses pembayaran beliau minta no rek bank pada kami.

Selanjutnya urusan dua mobil lainnya sudah ditangani oleh praktisi bengkel dari penduduk sekitar. Karena urusan sudah klar, kami langsung membawa mobil  menuju bengkel  Pak Mujari. Sampai disana mobilku mengeluarkan asap dan bau.

 Mau tidak mau mobil harus kami tinggal di sana. Kami pulang ke Madiun naik bus, Pak Mujari mengantar sampai terminal memakai mobil pribadinya. Terimakasih ya Allah, kami dipertemukan dengan orang baik.  Selang 10 menit kami menemukan bus Restu jurusan Ponorogo.

Sekitar pukul 15.45. kami sudah ditunggu oleh Dea putri bungsuku di depan pintu gerbang Griya segaran Permai. Saya dibonceng putri kesayanganku, sedang suami dibonceng tetangga yang kebetulan lewat dengan tujuan satu arah. Alhamdulillah  saya sangat bersyukur kepada Allah yang telah menyelamatkan kami dan memudahkan urusan kami. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun