Pemilihan umum (Pemilu) 2024 akan menjadi momen penting bagi para pelajar untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi. Pesta demokrasi akan berlangsung pada 14 Februari 2024 ini, Indonesia diharapkan memilih calon yang tepat seperti Memilih Presiden dan Wakil Presiden, Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.Â
Pemilu ini dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam pelajar ini diperkirakan sekitar 10 juta pelajar pada masa Gen Z yang akan menjadi pemilih pemula pada Pemilu 2024. Namun, tetapi banyak pelajar yang masih bingung memilih memilah calon pemimpin.
Apa kalian tahu?Â
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh pelajar pada gen Z ini sebagai pemilih pemula adalah adanya kurang pemahaman tentang politik dan dalam proses pemilihan tersebut. Dalam era digital, informasi tersebar dengan cepat melalui media sosial dan platform online lainnya, tetapi kebenarannya seringkali meragukan sekali. Pelajar sering kali bingung membedakan antara informasi yang valid dan yang tidak. Oleh karena itu, kita perlu memiliki kemampuan untuk memilah dan memahami informasi yang kita terima.
Ada yang tahu Digital culture ga sih?
Menurut GDS Group, digital culture ini merupakan sebuah konsep yang menggambarkan bagaimana teknologi dan internet dapat membentuk cara kita berinteraksi sebagai manusia.
Dalam generasi milenial dan generasi Z ini kita harus dengan adanya menerapkan digital culture dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pemilih pemula sangat penting untuk membangun pemahaman yang baik bagi wawasan mereka serta untuk menjadi pemilih yang cerdas dan kritis."Sebagai pemilih pemula, kita harus menerapkan digital culture, yakni kemampuan membaca dan membangun wawasan kebangsaan, Pancasila, dan Bhineka Tunggal Ika di kehidupan sehari-hari", jelas menurut Amelinda yang diambil dari website Fisipol UGM.
Ada beberapa faktor juga lho yang bikin pelajar bingung dan ragu dalam memilih memilah, diantara nya:
 * Pengetahuan politik yang kurang: Bagi Pelajar sering kali kurang paham dengan sistem pemilu, sejarah demokrasi, dan profil para calon pemimpin. Hal ini bikin mereka kesulitan dalam menentukan pilihan yang tepat.
 * Pengaruh media sosial: Pada media sosial jadi salah satu sumber informasi yang paling banyak diakses oleh pelajar. Tapi, tidak semua informasi yang beredar di media sosial bisa dipercaya. Hal ini bisa bikin pelajar terpapar informasi yang keliru dan menyesatkan.
 * Tekanan dari lingkungan: Tidak jarang sekali  pelajar merasa tertekan untuk memilih calon pemimpin yang sama dengan lingkungannya. Hal ini bisa menghambat pelajar untuk menentukan pilihan secara objektif.