Mohon tunggu...
Cahya AmaliaRamadhanti
Cahya AmaliaRamadhanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - calon guru

hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kebakaran dan Mencairnya Glester di Puncak Gunung Kilimanjaro, Afrika

18 Januari 2023   09:59 Diperbarui: 18 Januari 2023   10:24 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gunung Kilimanjaro memiliki ketinggian 5.895 MPDL yang terletak di Utara Tanzania dan merupakan gunung tertinggi di Afrika. Gunung Kilimanjaro memliki puncak es abadi yang semakin berkurang setiap harinya dan terancam punah karena pemanasan global. Oleh sebab itu pada 2006 jalur Western Bread ditutup oleh pemerintah Tanzania setelah terjadi longsor bebatu, ketika es mencair. Selain gunung Kilimanjaro ada beberapa gunung tertinggi yang lainnya, yang berada di Afrika yaitu, gunung Kenya di Kenya dan pegunungan Rwenzori yang menjadi perbatasan antara Uganda dan Republik Demokratik Kongo.

Namun sayangnya kali ini glister telah menghilang dengan cepat. Sejak tahun 1900, glister di Afrika telah kehilangan kurang lebih 80% dari luas permukaan awalnya. Pada tahun 1990, Glester memiliki luas permukaan total yaitu 10,7 km persegi, dan para ilmuwan memprediksi bahwa pada tahun 2030, sisa es tersebut akan mencair seluruhnya dan salju tersebut dapat menyusut tergantung pada radiasi matahari, curah hujan, dan faktor lainnya. Salju putih yang menutupi Kilimanjaro hanya memiliki ketebalan satu meter saja.

Dampak dari krisis iklim ini menambah panjangnya kebakaran hutan yang berkobar di Gunung Kilimnajaro, dengan puncak setinggi 5.895 meter ini terdapat banyaknya spesies dan hewan langka dan beberapa diantaranya bahkan terancam punah. Dalam kebakaran tersebut pemerintah Tanzania mengarahkan ratusan tentara untuk membantu memadamkan api. Kilimanjoro membawa hingga 50 ribu wisatawan setiap tahunnya dan sudah lama menghadapi banyak tekanan. Kebakaran hutan yang terus berulang akan menimbulkan masalah yang jangka panjangnya lebih serius.

Pada kamis, 3 November lalu, para pejabat mengatakan bahwa sebagian besar api dapat dipadamkan, perkiraannya 25 hingga 33 km persegi wilayah hutan telah hancur. Dalam kebakaran hutan ini terjadi ketika para ahli PBB memperingati dalam sebuah laporan bahwa glester Kilimanjaro, salah satu benua terakhir yang bias hilang dalam waktu kurang dari 30 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun