Mohon tunggu...
Cahya Permana
Cahya Permana Mohon Tunggu... Mahasiswa - PNS (Pagawean Nongkrong Sapopoe)

Jangan mencoba mengejar cita - cita karena cita - cita tidak kemana - mana. jangan mengejar yang ketertinggalan karena yang tertinggal tidak bisa di kejar..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Segenggam Rindu

18 Maret 2024   19:13 Diperbarui: 18 Maret 2024   19:15 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada hari rabu dua puluh delapan februari dua ribu dua puluh empat
Di temani dengan secangkir kopi pahit
Dan suara gemercik hujan yang membasahi bumi
Namun aku masih disini menanti kata rindu dari mu
Ku tuliskan segenggam puisi rindu
tapi kukira rindu hanya sebuah kata imitasi
tak ingin rasanya kata itu menderu dalam kalbu

sama halnya seperti kemarin, rindu ini terbentur ruang dan waktu
Untaian kisah pahit, manis merasi membaur di hati
Aku tak ingin kau keliru menafsirkan sebuah kata yang selalu menghias jiwa para insan

Di sana,  di serambi kata
Kutemukan berjuta untaian tentang rindu
Entah apa yang sudah tertanam dalam sanubari para insan
Tak akan ada yang bisa menjegal bila dia harus datang
tak akan ada yang bisa membendung bila dia harus pergi

Kau boleh berlari sejauh yang kau mau
Atau memadamkan matahari juga membenamkan bumi
Untuk menghindar dan sembunyi
dari kata rindu, yang menurutmu sudah tak merdu

Aku tetap di sini
Menerima sebuah harapan
Sesungguhnya aku tak ingin
Kerinduan ini menjadi sebuah kata hening
Namun bila harus sunyi yang nampak
Mungkin itulah rindu yang terbaik
menemani untuk menikmati kehampaan hati

Segenggam rindu yang tertumpuk, dalam mengarungi perjalanan rasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun