Mohon tunggu...
Cahyani Putri
Cahyani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

Mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Open Windrow Composting oleh Mahasiswa KKNT Universitas Diponegoro

3 Januari 2024   14:41 Diperbarui: 3 Januari 2024   14:44 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui Peraturan Rektor Nomor 5 Tahun 2023 Universitas Diponegoro bertekad untuk mengolah secara mandiri sampah dari fakultas atau unit kerja masing-masing. Melalui program kuliah kerja nyata, beberapa mahasiswa mencoba membantu dalam hal optimalisasi pengolahan sampah tersebut. Upaya ini dilakukan di bawah program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) dengan tema "Optimalisasi Pengolahan Sampah Organik di Universitas Diponegoro".

Fakultas Teknik merupakan fakultas terbesar di Universitas Diponegoro menjadikannya sebagai penghasil sampah organik berupa daun kering terbanyak diantara fakultas-fakultas lain. Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan sampah daun kering. Salah satu pengelolaan daun kering yang sering dan mudah diaplikasikan adalah komposting. Komposting dapat dilakukan dengan berbagai variasi metode. Dalam program keilmuan ini dapat digunakan metode Open Windrow Composting. Open Windrow Composting adalah salah satu metode pengomposan di tempat terbuka beratap dengan aerasi alamiah (aerob). Sistem ini tergolong murah dan mudah untuk diterapkan dengan masa panen kurang lebih 4 minggu setelah pembuatan.

          

Untuk membuat kompos menggunakan metode windrow dengan daun kering, cairan EM4, sekam bakar, dan  kotoran kambing. Sampah diaduk terlebih dahulu dengan cairan EM4, sekam bakar serta kotoran kambing. Pengomposan sistem windrow disiram secara rutin setiap seminggu sekali. Penyiraman ini dapat disesuaikan dengan kondisi sampah organik yang digunakan. Semakin basah sampah maka semakin sedikit penyiraman yang diberikan. pengomposan dibiarkan selama 3-4 minggu, kompos yang telah matang ditandai dengan bahan awal yang menjadi lunak, volume menyusut, kondisi kompos sudah remah.

dokpri
dokpri
Selain pembuatan kompos dengan metode Open Windrow Composting, dilakukan juga edukasi kepada civitas akademika Universitas Diponegoro tentang berbagai cara pengelolaan sampah organik. Hal ini bertujuan agar Fakultas Tekinik dapat mewujudkan Peraturan Rektor No 5 Tahun 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun