Kerinduan yang sungguh mendalam ketika aku mendengar kata ibu. Sepenggal cerita tentang ibu akan tersajikan.
“Seperti apa yah kira-kira wajah ibuku?” Mungkin itu ungkapan yang cocok untuk sang bayi yang lahir ke dunia. Bayi yang siap lahir adalah bayi yang telah melewati kurang lebih 9 bulan dalam rahim ibunya dengan berbagai peristiwa yang luar biasa. Subhanallah, bagaimanakah awal mula Allah menciptakan manusia?
Sebelum dua insan manusia memutuskan untuk benar-benar mereka. Mereka pasti akan melewati sebuah proses yang dinamakan pacaran. Kalau di dunia Islam, hanya mengenal Ta’aruf saja. Disinilah manusia harus bisa benar-benar menimbang baik buruknya keputusan yang akan dijalani dengan pasangan hidupnya. Bagaimana sebuah komitmen, visi-misi hidup bersama ditentukan. Meskipun kelihatannya sangat sederhana, namun masalah-masalah yang dianggap sepeleh-lah yang akan menjadi besar ketika sudah menjadi sebuah keluarga yang diikat dengan tali pernikahan.
Apakah setelah menikah kehidupan manusia itu akan lebih menyenangkan?
Mungkin sekilas mereka terlihat bahagia, tapi itu hanya dugaan saja. Mungkin pertanyaan itu akan dijawab berbeda oleh beberapa pasangan yang sudah menikah. Setelah menikah tentu saja banyak proses kehidupan baru yang akan terjadi. Sedikit demi sedikit komitmen pra-nikah akan muncul dengan sendiri. Jika sepasang suami istri ini konsisten dengan janji awal pra-nikahnya, maka visi-misi kehidupannya akan berjalan lancar, hanya saja akan ada sedikit masalah. Katanya sih, saya juga belum mempunyai suami yang sesungguhnya.
Pada hakikatnya, tujuan sebuah pernikahan adalah untuk membentuk keturunan baru. Ini tidak bisa dipungkiri. Paasangan suami istri pasti menginnginkan malaikat kecil ditengah-tengah kehidupan mereka. Karena seorang anak adalah sebuah media bagi sepasang suami istri untuk mempererat jalinan cinta antara keduanya. Meskipun ada segilintir orang-orang yang sudah menikah, namun mereka masih menunda kehadiran seorang anak karena alasan-alasan mereka yang terkadang tidak jelas.
Ketika seorang istri itu benar-benar hamil. Dia akan merasa sangat senang. Karena segala ikhtiarnya kini membuahkan sebuah hasil. Gejala awal-awal kehamilan yang sungguh menyiksa juga sangat ia nikmati dengan hati tersenyum. Ini semua demi calon bayi yang sedang bersemayam di rahimnya. Meskipun terkadang ia sedikit mengeluh, namun itu hanya sekejap saja. Semua ia lakukan dengan ikhlas. Sungguh luar biasa.
Tidak hanya sekedar itu saja. Tentu akan banyak perubahan-perubahan yang akan terjadi pada saat seorang wanita sedang hamil. Baik secara fisik, maupun secara psikisnya. Secara fisik, tubuh seorang ibu akan pelan-pelan naik dan berubah menjadi wanita yang gemuk. Secara psikis, akan banyak gejolak-gejolak emosional yang akan ibu alami.
Pada saat janin masih berumur 2 bulan, tidak ada perubahan tubuh ibu yang amat berarti. Saat sang janin berusia empat bulan, disinilah godaan ibu hamil akan bertambah. Pada saat usia 4 bulan, sang janin sudah bisa melakukan interaksi dengan sang ibu. Karena pada usia ini, nyawa sang bayi telah ditiupkan Allah SWT kepadanya. Sang janin akan menendang-nendang perut sang ibu ketika ibu memberikan sebuah stimulus. Misalnya dengan membacakan Al-qur’an, mendongenginya, mendengarkan musik, ataupun sekedar berhayal kalau nanti ia sudah terlahirkan.
Selain itu, ibu juga harus benar-benar menjaga asupan makanan untuk sang janin. Ibu tidak boleh asal makan seenaknya saja. Makanan ibu, harus benar-benar diatur. Itu akan mempengaruhi sang janin. Ibu yang sehat maka janinnya pun juga sehat. Disinilah peran seorang ayah harus berperan aktif, sang suami harus bisa menjaga dan mengontrol kondisi sang istri. Sebisa mungkin, seorang suami harus bisa menjadi seorang suami siaga. Tidak hanya menjaga kesehatannya saja, suami harus bisa mengontrol emosional sang istri. Apalagi ketika seorang istri sedang mengidam. Jika permintaanya masih realistis, apa salahnya jika suami menurutinya. Tapi, saat permintaan istri sudah di luar kemampuannya, tak masuk akal dan cenderung membahayakan istri, lebih baik sang suami memberi arahan dengan kesabaran hatinya, agar sang istri tidak tersinggung dan tidak akan berpengaruh kepada kondisi janinnya.
Sungguh perjuangan menjadi ibu itu sangat luar biasa. Tidak mudah untuk melewati masa kehamilannya selama sembilan bulan. Susah payah, letih, semuanya sang ibu lakukan untuk memnyambut anaknya yang siap menjalani hidupnya di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H