Mohon tunggu...
Cahyaningsih Humendru
Cahyaningsih Humendru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya masih mahasiswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Diary

Luapan Cinta Tuhan

29 Mei 2024   11:30 Diperbarui: 29 Mei 2024   11:42 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Manusia sering tidak sadar bahwa mereka begitu dicintai oleh Tuhan. Cinta Tuhan begitu terlihat jelas, nyata sekali bahkan dalam kegelapan sekalipun. Tetapi, mengapa manusia seolah tidak dapat melihatnya? Tentu saja karena manusia menutup matanya rapat-rapat. Sehingga seterang apapun cinta itu, manusia hanya melihat kegelapan dan lebih ironisnya lagi, manusia lebih suka hidup dalam dunia kegelapan. Memilih untuk menjauhi sang sumber cinta itu sendiri. Setelah semua ini saat manusia mengalami hal terpuruk Tuhan tetap saja di salahkan oleh karena ketidakberdayaan manusia merasakan cinta Tuhan.

 Puncaknya ada pada manusia yang tidak jarang mempertanyakan keberadaan Tuhan sendiri. Mencari-cari gambaran Tuhan lewat angka dan logika. Mencampuradukkan teori yang satu dengan teori yang lain. Dan hasilnya? Manusia kehilangan imannya dan mulai menjadi Tuhan atas dirinya sendiri. Merasa bahwa Tuhan hanya ada dalam kisah-kisah Alkitab belaka. Sisanya? Tidak ada!.

 Kesombongan semacam inilah yang nantinya akan menjadi senjata makan tuan bagi manusia. Ujungnya tentu saja pada saat jiwa manusia akan menjadi hampa dan mulai mencari-cari lagi pernyataan cinta dari pencipta yang sempat diakui tidak ada. Akhirnya manusia tetapi kembali kepada Tuhan dengan luka yang terbuka lebar. Manusia menjauhi cinta, tetapi nyatanya Tuhan tetap menunggu dengan cinta, menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan kasih -Nya yang jauh lebih indah dari apapun. Manusia harus senantiasa menyadari kenyataan cinta Tuhan yang nyata dan harus mulai menata kembali hidup kita dalam cinta-Nya.

 Manusia tentu tau bagaimana rasanya ketika sedang berjuang untuk mendapatkan kembali cinta dan perhatian dari seseorang yang selama ini tidak kita perlakukan dengan pantas. Tetapi berbeda dengan Tuhan, Tuhan tetap menunggu manusia kembali kedalam cintanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun