Mohon tunggu...
Cahyaningsih Humendru
Cahyaningsih Humendru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya masih mahasiswa

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Roman

Melukis pelangi bersama Tuhan

6 Mei 2024   23:23 Diperbarui: 6 Mei 2024   23:24 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap hari aku akan selalu berjalan di dunia ini diiringi dengan semua hal yang terjadi, baik itu kesedihan yang di gambarkan dengan hujan kegembiraan yang di gambarkan dengan cerahnya matahari dan juga mendung yang tak tentu arahnya. Semua hal yang terjadi di dunia ini ternyata ada di dalam diriku tapi ada satu hal yang tidak ku tahu yaitu pelangi didalam diriku, seperti biasanya aku selalu berpikir setelah matahari yang cerah maka sebentar lagi hujan lebat akan turun, seperti aku yang hari itu tertawa lepas setelah itu menangis sesenggukan. Lucu bukan tapi begitu lah siklusnya, aku tak mungkin menahan hujan di dalam diriku aku tak mungkin menahan matahari menyinari diriku, setiap hal yang terjadi aku menganggapnya sebagai perubahan cuaca di dalam diriku padahal aku tak tau ada satu hal yang indah terlukis yang sama sekali aku tak tau dia kapan terlihat. Pernah dalam situasi hujan yang melanda diriku yang aku pun tak tau kapan berhentinya aku berusaha untuk mencari cerahnya matahari aku terus berusaha mencari agar matahari di dalam diriku bersinar kembali tapi ternyata semuanya sia" hujan terus membasahi ku membuat aku putus asa tak tau lagi harus berbuat apa matahari seperti enggan untuk hadir di dalam diriku. Saat aku menerima hujan tersebut bukannya semakin reda tetapi hujannya semakin di sertai petir yang begitu kuat diriku tak tahan lagi menahannya. Kesedihan yang diibaratkan seperti hujan dan keputusasaan yang diibaratkan seperti petir bersatu ingin menghancurkan diri ini, aku tak tau harus berbuat apa hingga akhirnya aku melihat Tuhan, aku tersadar ternyata selama ini aku terlalu menikmati setiap pergantian musim di dalam diriku tanpa melihat siapa pencipta ku, Tuhan datang mulai meredakan hujan di dalam diriku aku mulai tenang dan mulai menerima diriku lagi akhirnya aku terkejut dengan sesuatu yang terjadi Tuhan sedang melukis sesuatu yang indah yaitu pelangi didalam diriku dia begitu indah dia begitu menawan, didalam kekagumanku mengingat sesuatu yaitu sebesar apapun badai dan hujan lebat yang aku lalui tapi saat aku bersama dengan Tuhan maka semua itu dapat di rubah menjadi sesuatu yang indah yaitu pelangi seperti yang terjadi didalam diriku sekuat apapun aku melawan dan lari dari masalah tanpa mengingat Tuhan maka aku akan mati, tetapi saat aku berserah dengan Tuhan maka dia akan memberikan sesuatu yang baru yang lebih indah yang akan di lukisan didalam diriku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun